Cari Tempat Ngabuburit? Kenalkan Seni Pada Anak di Museum MACAN Saja, Yuk!

Kamis, 07 April 2022 | 12:54 WIB
Cari Tempat Ngabuburit? Kenalkan Seni Pada Anak di Museum MACAN Saja, Yuk!
Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru di Museum MACAN. (Dok, Museum MACAN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedang mencari tempat yang tepat untuk membawa keluarga ngabuburit? Museum MACAN bisa menjadi pilihan, karena selain menyenangkan, Anda juga bisa mengenalkan anak-anak pada dunia seni sejak dini.

Terlebih, sejak Desember 2021 hingga 15 Mei 2022 mendatang, Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN Tromarama: The Lost Jungle tengah digelar. Ini merupakan instalasi digital imersif yang menghadirkan pengalaman berbeda bagi anak-anak dan keluarga serta merangsang kreativitas mereka dalam banyak cara.

Terbaru, pameran Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN baru saja menampilkan karya dari seniman grafis senior Indonesia, Theresia Agustina Sitompul yang bertajuk Kembara Biru, yang akan dibuka dari tanggal 9 April 2022 hingga 30 Oktober 2022.

Kembara Biru, menurut Theresia, dibuat untuk merespon adanya peralihan kegiatan-kegiatan yang terjadi di rumah sejak merebaknya pandemi. Saat ini, seperti yang kita tahu, rumah telah beralih fungsi menjadi tempat bersosialisasi, kantor, dan juga sekolah.

Baca Juga: Deretan Ide Ngabuburit Seru yang Bisa Dicoba saat Nunggu Waktu Buka Puasa Tiba

Multi fungsi ini mencerminkan banyaknya peran yang dimainkan Theresia: sebagai seorang ibu, pendidik, dan juga perupa. Pengalamannya sewaktu berada di rumah selama masa pembatasan sosial inilah yang menginspirasinya dalam membuat karya.

"Hal ini telah mentransformasi meja dapur dan ruang keluarga menjadi arena berimajinasi agar anak-anak dan keluarga dapat berinteraksi dan belajar di lingkungan yang menyenangkan," ujar dia dalam pembukaan pameran secara darung dan luring, Rabu (6/4/2022).

Dengan memanfaatkan kertas karbon sebagai bahan artistik utama dengan benda-benda kecil sehari-hari seperti kancing dan perban, Theresia pun mendorong anak-anak untuk berhenti sejenak dan menjauh dari layar digital mereka.

Ia lalu menjelajahi lingkungan rumah dan menemukan kembali kegembiraan dalam menciptakan benda-benda dengan menggunakan tangan mereka sendiri. Ia meyakini bahwa dalam situasi pandemi sekalipun, kita semua dapat berkarya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang paling sederhana.

"Imajinasi anak-anak bagaikan langit yang biru – cerah, ceria dan tanpa batas. Lalu mengapa kita berfokus pada batasan padahal kita dapat mengeksplorasi banyak kemungkinan? Kita memiliki sepasang tangan yang dapat menciptakan jutaan hal menakjubkan," kata dia.

Baca Juga: Asyiknya Ngabuburit Sambil Memanah, Remaja Banjarnegara Asah Konsentrasi dan Fisik

Theresia mengatakan, kita memang tidak dapat pergi kemana-mana, tetapi kita selalu bisa membuat karya seni dari bahan-bahan paling sederhana.

Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru di Museum MACAN. (Dok, Museum MACAN)
Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru di Museum MACAN. (Dok, Museum MACAN)

Pameran ini menampilkan instalasi fisik dan sejumlah kegiatan di Museum MACAN, serta serangkaian kegiatan daring yang dapat dieksplorasi di rumah dan di dalam kelas.

Pengunjung akan menjumpai sebuah instalasi patung besar yang lembut dan terbuat dari campuran bahan kain yang ringan. Dengan mengambil bentuk seperti awan, yang terinspirasi dari sebuah baju kemeja dengan beberapa lengan dan kerah, instalasi ini menggambarkan sejumlah peran dan kemungkinan dari kreasi manual.

Selain itu, kita juga dapat menyentuh dan merasakan instalasi kain tersebut. Di dalam ruang pameran ini, akan ada sejumlah awan kertas, yang merupakan sebuah tema berulang di seluruh instalasi yang melambangkan imajinasi tanpa batas, hari-hari yang penuh kebahagiaan dan harapan yang baik.

Formasi awan-awan yang sangat besar ini memiliki kantung transparan, dimana pengunjung diundang untuk melampirkan karya seni yang dibuat di Museum dan di sekolah atau rumah dengan menggunakan bahan kertas dan kertas karbon yang tersedia.

"Proyek ini membuat kita untuk kembali terkoneksi dengan hal-hal sederhana yang dekat dan yang kita sayangi: rumah, tangan dan kreativitas kita," pungkasnya.

Chairwoman Museum MACAN Foundation Fenessa Adikoesoemo, mengatakan bahwa Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru adalah sebuah proyek seni yang bermakna karena dikembangkan untuk anak-anak, keluarga dan sekolah.

Hal ini sejalan dengan visi dan misi Museum MACAN dalam hal pendidikan seni bagi anak-anak. Karya itu sendiri merupakan sebuah cerminan dari pengalaman kita ketika menghabiskan sebagian besar waktu di rumah selama masa pandemi.

"Melalui pameran ini, kami mengundang masyarakat untuk terhubung kembali satu sama lain, mengalami momen kebersamaan dengan menciptakan benda-benda dengan menggunakan tangan kita sendiri," ungkapnya.

Pameran Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru juga dirancang untuk menghubungkan siswa dan sekolah di seluruh Indonesia. 12 sekolah dari 10 provinsi akan menerima materi dan sejumlah alat-alat yang dapat memungkinkan mereka untuk mengikuti serangkaian lokakarya secara daring.

Lokakarya telah dirancang oleh sang perupa untuk mendorong anak-anak di seluruh Indonesia agar bisa bergabung. Sekolah-sekolah dapat memamerkan hasil kreasi siswa-siswi mereka dalam instalasi Museum MACAN atau mendorong mereka untuk membuat pameran kecil dan presentasi di dalam kelas.

Melalui proses ini, perupa sekaligus mengingatkan kita bahwa seni dapat diciptakan dimana saja dan memberikan nilai untuk berbagi kreativitas di dalam masyakarat.

Untuk mendorong lebih banyak anak dan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan kreatif dan pembuatan pameran di rumah, tutorial dan lokakarya ini akan tersedia untuk masyarakat umum di kanal media sosial dan YouTube Museum MACAN.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI