Suara.com - Bagi pelayan restoran atau para che,f umumnya lebih sibuk menjelang buka puasa Ramadhan.
Ini karena biasanya pelanggan berbondong-bondong datang ke restoran untuk menikmati momen kehangatan, buka puasa bersama dengan keluarga ataupun sahabat.
Namun yang jadi pertanyaan, di tengah kesibukan tersebut, kapan dan bagaimana pelayan restoran dan para chef berbuka puasa?
Diungkap Banquet Chef of Sutasoma Hotel & The Tribrata Darmawangsa, Edwin Hendarwin bahwa ia mewajibkan anggota timnya untuk membatalkan puasa terlebih dahulu sebelum melayani tamu restoran atau hotel.
Baca Juga: Begini Pantauan Arus Lalu Lintas di Kawasan Kuningan Jelang Berbuka Puasa
"Wajib untuk membatalkan terlebih dahulu, saya minta untuk siapkan air telebih dahulu di dekat mereka untuk memudahkan mereka minum atau membatalkan puasanya," ujar Chef Edwin kepada suara.com di Dharmawangsa, Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, kondisi ini seperti pada waktu mencicipi menu masakan, yaitu ia akan meminta anggota timnya yang non islam atau perempuan yang sedang berhalangan, untuk lebih dulu membantu pada saat tamu sedang ramai.
"Untuk membantu pada saat ramai di waktu berbuka dan membiarkan berbuka dan beribadah bagi yang berpuasa," ungkap Chef Edwin.
Meski begitu, ia tidak menampik bahwa ada masanya dimana karena terlalu sibuk, hingga membuat semua anggota tim pelayan restoran atau hotel lupa untuk makan.
"Saya pribadi juga ketika sudah membatalkan harus keliling dahulu dan ngecek kondisi, kalau saya makannya nanti saat klosingan atau ketika tamu sudah terhandle (tertangani)," jelasnya.
Baca Juga: Bukber Pertama Komunitas Muslim Indonesia di AS Semenjak Pandemi COVID-19 Melanda
Menurut Chef Edwin hal ini kerap tidak jadi masalah, karena kebanyakan tim juru masak sudah lebih dulu kenyang mengolah berbagai menu masakan yang jumlahnya hingga puluhan.
"Sebenarnya saya juga tidak perlu makan banyak karena sebelumnya saya udah testing banyak menu sampai 30 menu, juga udah bikin kenyang sendiri," pungkasnya.