Financial Planner Ingatkan Bahaya Termakan Omongan Influencer, Salah Pilih Investasi Berharap Untung Malah Buntung

Rabu, 06 April 2022 | 15:20 WIB
Financial Planner Ingatkan Bahaya Termakan Omongan Influencer, Salah Pilih Investasi Berharap Untung Malah Buntung
Ilustrasi propaganda influencer di media sosial (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Influencer seperti selebgram dianggap memiliki magnet yang kuat untuk menarik pengikutnya dalam melakukan sesuatu. Termasuk juga dalam hal memilih investasi.

Misalnya heboh kasus investasi bodong yang ternyata banyak melibatkan selebgram dengan ratusan ribu bahkan jutaan pengikut di media sosial. Untuk itu perlu diingat oleh masyarakat, berinvestasi tak bisa hanya dengan modal ikut-ikutan orang lain saja.

Itu juga yang diamini oleh Finansial Planner, Annisa Steviani. Annisaa mengatakan, penting bagi masyarakat untuk tidak asal memilih instrumen investasi hanya karena ingin ikut-ikutan.

"Karena kita menokohkan seseorang lalu ketika orang itu bilang beli investasi ini, ikut investasi ini. Malah jadinya ikut-ikutan aja. Gak lagi belajar detailnya," katanya saat berbicara dalam webinar Investasi bersama OVO dan Bareksa, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga: Mandi Uang sampai Jadi Tersangka, Ini 4 Fakta Kekayaan Fakarich Guru Indra Kenz

Selain itu, terlalu percaya diri saat melakukan investasi juga sebenarnya bisa berbahaya. "Karena orang terlalu percaya diri jadi mikir, 'ah orang lain ketipu, aku mah gak'," imbuhnya.

Ia mengingatkan untuk selalu berpikir logis dan kritis jika ada tawaran investasi dengan untung besar dalam waktu singkat. Annisa menyebut, tidak ada satu pun jenis investasi yang keuntungannya bisa dipastikan dalam setiap waktu.

Sehingga apabila ada tawaran investasi dengan janji keuntungan sekian persen atau dalam bentuk rupiah selama sebulan, bisa dipastikan itu investasi bodong.

"Kenaikan harga emas aja gak dijamin sama siapa-siapa. Investasi yang dijamin itu hanya ada dua, deposito sudah pasti dapat berapa dan SDN, sudah dijamin juga dari awal pertumbuhannya berapa," ujarnya.

Kata Annisa, keuntungan dari kedua jenis investasi tersebut telah dijamin oleh pemerintah. Oleh sebab itu, ia mengingatkan pentingnya berpikir kritis untuk setiap tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.

Baca Juga: Heboh! Gadis Cantik Ini Rela Ditiduri Helmi Felis Asalkan Presiden Jokowi Lengser Tanggal 11 April

Riset penyedia jasa investasi sebelum mentrasfer uang juga penting dilakukan. Berdasarkan riset Otoritas Jasa Keuangan pada 2019, terungkap bahwa hanya 38 persen masyarakat Indonesia yang sudah paham tentang literasi keuangan.

Padahal jumlah orang yang melakukan investasi terus meningkat sejak 5-6 tahun terakhir, terutama pada kelompok muda.

"Paham literasi finansial ini krusial. Kita belajar apakah penghasilannya cukup, karakteristiknya gimana, risikonya gimana. Kalau ada salah satu dari literasi finansial yang skip, risikonya lumayan tinggi," ujarnya.

"Misalnya ikut-ikutan investasi padahal belum paham investasi, jadi gak pakai uang dingin. Uang sekolah anak dipakai, bahkan jual aset, pinjam uang sama keluarga. Ujung-ujungnya risiko tinggi, uangnya abis, aset hilang."

"Makanya kalau ditanya langkah pertama supaya gak ketipu, pelan-pelan belajar tentang literasi keuangan secara utuh," pungkas Annisa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI