Suara.com - Konsep unik menikmati selfie disuguh oleh museum selfie di Stockholm, Swedia. Pengunjung tidak hanya bisa menikmati karya seni, tapi juga berkesempatan menjadi bagian dari karya seni yang dipamerkan.
Di Youseum Stockholm, ruangan-ruangan pameran didesain secara terang benderang untuk menjadi latar belakang seru untuk swafoto atau merekam video.
"Kau bisa mengambil foto dan konten menarik untuk Instagram... Ini tempat sempurna untuk membuat Tiktok," kata manajer Sofia Makiniemi, dikutip dari ANTARA, Selasa (5/4/2022).
Ruangan lainnya memungkinkan Anda mengubur diri dalam busa berwarna permen, berpose di bawah lampu neon, atau duduk di ayunan merah muda raksasa untuk jadi foto profil terbaru.
Baca Juga: 10 Potret Museum Didi Kempot yang Dibangun Istri, Simpan Koleksi Baju hingga Sisir Mendiang
"Ada pencahayaan, musik Tiktok, ada makanan ringan, kau memiliki semua hal yang kami sukai," kata Zeneb Elmani, remaja 18 tahun, yang datang bersama teman-temannya.
Untuk Makiniemi, Youseum yang merupakan pusat perbelanjaan, membuat pengunjung menjadi seniman, meski pemengaruh biasa mungkin tidak menganggap foto mereka adalah sebuah seni.
"Ini adalah museum interaktif di mana kau bisa membuat seni sesuai seleramu," katanya.
Konsep Youseum dimulai dari Belanda yang sudah memiliki dua tempat.
Di era di mana media sosial kian marak, ada kekhawatiran mengenai bahaya dari platform tersebut, terutama dampak terhadap kesehatan mental anak muda.
Baca Juga: Masjid Hagia Sophia Turki Kembali Gelar Shalat Tarawih Setelah 88 Tahun
"Ini sekarang jadi bagian besar dari masyarakat, mengapa tidak membuatnya jadi lebih kreatif," katanya.
Sekelompok gadis yang berkunjung saat AFP datang tidak terlalu khawatir dengan sisi gelap atau narsisme yang merajalela.
"Saya pikir tempat ini lucu untuk yang gemar berfoto, seperti teman-teman saya... Ya Tuhan ini menggemaskan sekali," kata Chaymae Ouahchi (18).
Meski generasi yang lebih tua mungkin mencemooh gagasan museum yang didedikasikan untuk swafoto, profesor Bill Burgwinkle (70) yang berkunjung bersama keponakannya yang masih remaja mengatakan orang-orang harus menerima fenomena ini.
"Saya kira sudah terlambat untuk khawatir. Dunia sudah seperti ini," katanya, menambahkan museum yang tidak seperti biasanya itu sudah memenuhi tujuannya.