Ingin Mulai Bisnis Skincare Lokal Sendiri, Ini Beberapa Hal yang Mesti Dipertimbangkan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 04 April 2022 | 15:35 WIB
Ingin Mulai Bisnis Skincare Lokal Sendiri, Ini Beberapa Hal yang Mesti Dipertimbangkan
Ilustrasi Skincare (Pexels/Mikhail)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam beberapa tahun belakangan, produk kosmetik maupun perawatan lokal sangat diminati oleh masyarakat. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan di sektor kosmetik pada tahun 2020 sebanyak 9,39 persen.

Sementara menurut data BPOM, ada peningkatan sebanyak 85 persen untuk produk-produk skincare yang diluncurkan di tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya.

Bahkan, sebuah lembaga riset pasar e-Marketer, potensi pasar untuk kategori kecantikan di e-commerce, selama periode awal Februari 2021 telah mencapai total penjualan sebesar Rp 963,5 miliar. Penjualan untuk kategori skincare sendiri sudah berhasil mencapai Rp 378 Miliar hanya dalam dua minggu di awal bulan Februari 2021 lalu. Penjualan brand skincare lokal pun terbilang tinggi.

Dalam dua minggu pertama di bulan Februari 2021, total penjualan di marketplace mencapai Rp91,22 miliar dengan jumlah transaksi sebesar 1.285.529. Kondisi itu mendorong makin banyak orang yang ingin menjajal memproduksi skincare lokal.

Baca Juga: Ingin Pakai Skincare Berbahan Retinol? Ini Hal yang Perlu Menjadi Perhatian

Laboratorium pembuatan skincare. (Dok: istimewa)
Laboratorium pembuatan skincare. (Dok: istimewa)

Kondisi itu membuat banyak orang tertarik untuk memulai skincare sendiri. Tapi, memulai bisnis skincare tentu tidak mudah. Butuh sejumlah riset dan pertimbangan matang sebelum memulainya.

Namin, jika berencana untuk memulai bisnis skincare kamu, kini di
dilakukan dengan mudah dengan adanya jasa maklon kosmetik. Terlebih Indonesia memiliki pabrik dengan tim R&D yang profesional di bidangnya, salah satunya PT. Neo Kosmetika Industri.

"Kami memformulasikan berbagai produk dari kosmetik hingga skincare. Terbagi menjadi berbagai tim untuk meng-handle berbagai jenis produk, yaitu tim decorative, tim bodycare, tim skincare and toiletries, tim packaging development dan tim regulatory," tutur Putri Maulinda, Supervisor Research and Development PT. Neo Kosmetika Industri dalam keterangannya, Senin, (4/4/2022).

Putri mengatakan bahwa pihaknya  memformulasikan produk atau membuat new product development sesuai permintaan klien. Seluruh formula yang dikembangkan akan disesuaikan dengan permintaan klien dan pasar Indonesia.

Ia melanjutkan bahwa tim riset dan pengembannya juga  memiliki pengetahuan yang komprehensif serta up to date di bidang kosmetik dan skincare, sehingga dapat terus mengikuti perkembangan pasar dan mengikuti tren yang sedang bergulir.

Baca Juga: Jadi Brand Ambassador Implora, Ini Kata Lyodra dan Mahalini Soal Cantik Luar Dalam

"Dalam pembuatan formula produk, kami tim R&D juga berdiskusi tentang produk benchmark sampel yang akan dibuat ke customer. Setelah membuat formula, kami akan melakukan trial skala lab. Formula trial skala lab ini kemudian menjadi produk sampel untuk diberikan ke tim marketing, yang nantinya tim marketing mengirim sampel ke klien," jelas Putri.

Setelah produk disetujui oleh klien, tim regulatory akan melanjutkan ke proses pendaftaran BPOM serta Halal. Bagi klien yang belum memiliki ide desain kemasan, tim packaging development akan membuat desain kemasan sesuai dengan karakteristik product.

Mereka juga akan melakukan pengecekan stability dan compatibility produk sehingga menjamin mutu produk. Selanjutnya dilakukan produksi skala manufaktur sesuai dengan order kuantiti. Putri juga menjamin kebersihan selama proses produksi. 

"Sebagai contoh ruang produksi khususnya mesin, setiap mesin sebelum dan sesudah pemakaian selalu dibersihkan agar steril. Packaging dilakukan sanitasi agar packaging tidak terkontaminasi. Laboratorium kami juga dengan peralatan sesuai standar berkualitas baik yang dapat menunjang tim kami dalam melakukan riset dan pengembangan produk klien. Kami juga melakukan kalibrasi alat secara berkala untuk memverifikasi akurasi alat," kata Putri.

Selama proses produksi, tim R&D memakai jas lab, cap untuk kepada, sarung tangan dan masker. Hal ini dilakukan untuk menjamin mutu dan kualitas produk tetap higienis. Putri menjelaskan, bahwak laboratorium pihaknya  telah tersertifikasi dan dilengkapi dengan instrumen berkualitas untuk menunjang produksi yang maksimal.

"Produk kami merupakan produk yg berkualitas, teruji, dan memiliki nilai jual yang tinggi. Kami berkomitmen untuk terus berkembang dan tumbuh dengan produk-produk yang berkualitas dan didukung dengan layanan premium untuk semua customer," imbuhnya.

Lebih lanjut, Putri mengatakan jika pihaknya  juga menerapkan proses Quality Control (QC) yang ketat. Mereka selalu memperhatikan proses agar meminimalisir kesalahan dan menciptakan produk dengan kualitas terbaik.

Setiap 15 menit dilakukan pengecekan pada saat penimbangan produk. Pada awal kedatangan packaging primer, dilakukan sampling kebocoran packaging untuk mengkurasi kemasan layak pakai. Selanjutnya, pada packaging sekunder dilakukan pengecekan berdasarkan color range standar minimum dan maksimum serta melakukan pengecekan ingredients pada packaging untuk kemudian disesuaikan dengan standarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI