Suara.com - Komedian Aming mengungkap orientasi seksualnya yang selama ini kerap jadi sorotan publik. Meski hal itu termasuk ranah pribadi, Aming tak sungkan untuk berbagi.
Aming menegaskan, dirinya bukan gay alias penyuka sesama pria. Hal itu dibuktikan dengan pernikahannya dengan Evelyn Nada Anjani.
"Saat gue menjalani, gue nggak se-gay itu. Gue nggak suka ya melakukan aktivitas seks, tapi pada saat gue melakukan dengan cewek, itu bekerja, sama kayak Evelyn" kata Aming di kanal YouTube Melaney Ricardo, Kamis (31/3/2022).
Aming mengakui dirinya memang mencintai Evelyn Nada Anjani. Hal itu karena ia seakan menemukan dirinya dalam versi lain pada mantan istrinya tersebut.
Baca Juga: Parah! Driver Ojol di Serang Jadikan Pacar Cewek Open BO
"Kenapa jatuh cinta banget sama Evelyn, karena pada akhirnya gue menemukan seseorang yang sama seperti gue," tutur Aming.
Kendati sudah pernah menikah dengan Evelyn, masalah Aming tak berhenti sampai disitu. Sebab bukan hanya kepada perempuan, ia pun bisa menyukai seorang laki-laki.
"Gue adalah crossdesser (sebutan bagi seseorang yang gemar mengenakan pakaian lawan jenisnya) yang mencintai pria, tapi menikmati hubungan seksual dengan perempuan. Jadi kalau dalam istilah LGBTQ, gue itu queer dan paling ribet," cerita Aming.
Apa sebenarnya 'queer'?
Dalam dinamika seksual, istilah queer sebagai bentuk penolakan definisi normatif dari perilaku seksual feminin dan maskulin. Makna queer menjadi lebih kontemporer setelah digunakan oleh para aktivis dan akademisi untuk menandai gerakan dalam politik identitas seksual dan kerangka teoretis untuk memahami gender dan seksualitas.
Baca Juga: Mengenal Aplikasi Dewasa OnlyFans Yang Jadi Penghasilan Dea
Dikutio dari situs Britannica, kata queer sering digunakan sebagai istilah umum untuk menunjukkan identitas seksual dalam komunitas tertentu. Komunitas queer dapat terdiri dari orang-orang yang mengidentifikasi diri dengan orientasi seksual lesbian, gay, biseksual, transgender, dan sebagainya.
Beberapa orang menganggap 'aneh' menjadi cara mudah untuk menggambarkan komunitas yang begitu besar tersebut.
Selain seksualitas, queer juga digunakan untuk menggambarkan komunitas gender tertentu yang terdiri dari orang-orang di luar dikotomi laki-laki ataupun perempuan juga maskulin maupun feminin yang ditentukan masyarakat.
Identitas gender orang-orang yang ada dalam komunitas queer juga cara mereka mewujudkan dan melakukan gender tidak sesuai dengan teori biologis yang selama ini awam di masyarakat. Salah satunya dengan menggunakan pakaian lawan jenis.
Dengan demikian, teori queer menjadi panggilan untuk melampaui pemahaman konvensional tentang gender dan seksualitas untuk mendobrak batas yang memisahkan heteroseksualitas dari homoseksualitas.