Suara.com - Takut ketinggian termasuk salah satu fobia paling umum di dunia. Pada sejumlah orang, fobia itu bahkan bisa membuatnya takut naik pesawat.
Entah itu karena turbulensi, pendaratan, lepas landas, claustrophobia atau ketakutan pada ruang tertutup, ketinggian, cuaca buruk, ada beberapa hal yang dapat memicu kecemasan yang datang saat terbang denga pesawat.
Seorang pilot maskapai penerbangan dari Los Angeles, Amerika Serikat, Jerry Johnson membagikan tips naik pesawat untuk orang yang takut ketinggian yang cemas terbang dengan pesawat.
Melalui platform Reader's Digest, dia mengatakan ada waktu untuk menghindari perjalanan pesawat agar tidak terlalu sering turbulensi.
Baca Juga: Taliban Umumkan Aturan Baru Penerbangan di Afganistan, Perempuan Haram Naik Pesawat Tanpa Mahram
"Jika Anda seorang penerbang yang gugup, pesanlah penerbangan pagi. Cuaca dan tanah yang panas menyebabkan udara lebih bergelombang, kemungkinan besar akan terjadi badai petir di sore hari," kata Jerry, dikutip dari Mirror.
Pilot anonim lainnya juga menyarankan agar penumpang duduk di belakang apabila selalu merasa kedinginan. Sebab, aliran umum udara di pesawat terjadi dari depan ke belakang.
"Jadi jika Anda khawatir menghirup udara segar atau tidak terlalu panas, duduklah sedekat mungkin ke depan. Pesawat umumnya paling hangat di belakang," ujarnya.
Tapi risikonya duduk di belakang bisa membuat perjalanan pesawat lebih sering terguncang.
Apabila ingin perjalanan yang mulus, Pilot asal AS yang yang juga blogger Patrick Smith mengusulkan untuk duduk di dekat sayap pesawat.
Baca Juga: Syarat Mudik Lebaran 2022 Naik Pesawat untuk Penumpang Sudah Vaksin Booster dan yang Belum
"Tempat paling bergelombang ada di belakang. Pesawat itu seperti jungkat-jungkit. Kalau di tengah, tidak banyak bergerak," ungkapnya.
Dia juga meyakinkan bahwa turbulensi tidak berbahaya dan 'tidak mungkin' menyebabkan pesawat jatuh.
"Pilot merasa bingung karena begitu banyak orang takut akan turbulensi. Tidak mungkin turbulensi menyebabkan kecelakaan. Kami menghindari turbulensi bukan karena kami takut sayapnya akan jatuh, tetapi karena itu mengganggu," jelasnya.