Suara.com - Mengajarkan anak-anak tentang kepedulian terhadap lingkungan bisa dilakukan sejak dini. Sebab, anak-anak adalah generasi masa depan penerus bangsa yang akan mewarisi bumi.
Menurut Kepala Bidang Penyelenggaraan Ekspos Generasi Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Susy Herawati, salah satu cara mengenalkan kampanye peduli lingkungan pada anak adalah lewat gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
"Menjaga kebersihan khusus sanitasi, drainase, dan konservasi air merupakan beberapa aspek pembelajaran yang dilaksanakan dalam gerakan PBLHS. Dengan kegiatan tersebut, tidak hanya peserta didik yang memahami kegiatan ramah lingkungan, tapi dampaknya juga bisa menembus batas pagar sekolah," kata Susy.
"Dampak yang ditimbulkan yaitu kualitas lingkungan, khususnya sumber daya air, akan menjadi lebih baik, dan meningkatkan kualitas kesehatan secara keseluruhan," lanjutnya.
Baca Juga: Komisi IV Minta KLHK Fokus Permasalahan Pelepasan Kawasan Hutan
Fenomena yang terjadi saat ini, menurut Susy, adalah sumber daya air yang semakin kritis akibat berbagai permasalahan lingkungan baik yang terjadi secara alami maupun akibat dari ulah manusia.
"Ketika saya masih kuliah, air masih ditetapkan sebagai barang bebas karena masih mudah diperoleh di mana-mana. Tapi saat ini, air menjadi sangat berharga karena krisis air terjadi di mana-mana," ujar Susy.
Untuk itu, Susy mengatakan, tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Peserikatan Bangsa-bangsa (PBB) salah satunya adalah menjamin ketersediaan air bersih, manajemen air bersih, dan sanitasi yang berkelanjutan.
Selain itu, edukasi mengenai konservasi air juga perlu dilakukan sejak dini di sekolah. Susy berharap, dengan adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah yang membuat sekolah dapat kembali melakukan pembelajaran tatap muka, kegiatan PBLHS dapat semakin kondusif.
"Kita bersyukur tingkat COVID-19 melandai, PPKM sudah diperlonggar, dan kegiatan belajar mengajar tatap muka sudah dilaksanakan dengan persentase yang berbeda tergantung kondisi setempat. Mudah-mudahan kegiatan pengembangan pendidikan lingkungan yang terkait dengan PBLHS dapat menjadi semakin kondusif," ujarnya. [ANTARA]
Baca Juga: Indonesia Bakal Hapus Penggunaan Batu Bara, Menkeu Sri Mulyani: Ini Ambisius