Suara.com - Seorang wanita membagikan kisahnya yang sukses menjadi model meski salah satu kakinya diamputasi. Model tersebut kehilangan sebelah kaki karena kanker.
Melansir laman Mirror, remaja 18 tahun bernama Iona Hay tersebut direkrut oleh agensi bernama Zebedee Management pada November silam.
Iona pernah mengidap kanker ketika dirinya masih berusia 6 tahun. Saat itu, ia terkena osteosarcoma atau kanker tulang.
Setahun sebelumnya, Iona juga kehilangan sang ibu karena kanker otak. Untuk menyelamatkan dirinya, Iona pun terpaksa diamputasi.
Baca Juga: Ahn Bo Hyun Ungkap Prioritasnya Saat Ini dan Tekad Berkembang Sebagai Aktor
Meski begitu, hal ini tidak menghalangi Iona untuk sukses. Model 18 tahun tersebut bahkan sudah bekerja sama dengan brand terkenal.
Beberapa brand yang bekerja sama dengan Iona di antaranya adalah brand mewah Burberry, H&M, hingga brand sepatu bernama Schuh.
"Pemotretan dengan ketiga brand itu luar biasa, aku melewati waktu yang menyenangkan dan aku belajar bagaimana orang-orang bekerja di balik layar," ungkap Iona.
Iona bahkan pergi langsung ke London untuk pemotretan Burberry dan ke Swedia untuk H&M.
"Aku suka menjadi model dan aku tidak sabar untuk melakukan pemotretan lain," tambah Iona soal karirnya.
Baca Juga: Alami Komplikasi Akibat Covid-19, Cerita Model yang Harus Relakan Kedua Kakinya Diamputasi
Model 18 tahun ini sendiri sekarang menggunakan kaki prostetik. Dengan begitu, ia masih tetap bisa menjadi model sepatu.
Tak hanya itu, Iona berharap agar kisah suksesnya menjadi model bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
"Aku harap anak-anak muda lainnya bisa melihat ini dan berpikir mereka bisa melakukan apa saja asalkan mereka menginginkannya," jelas Iona.
"Aku tidak punya sosok seperti itu saat bertambah dewasa, jadi aku ingin menjadi orang seperti itu (yang menginspirasi) orang lain."
Sementara menurut agensi Zebedee Management, Iona merupakan seseorang yang punya sikap yang positif. Klien yang menggunakan jasa Iona juga memberi reaksi positif.
Nantinya, Iona pun diharapkan bisa menjadi model untuk lebih banyak brand yang mengedepankan inklusivitas.