Suara.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf mengungkap rata-rata jumlah uang yang dihabiskan wisatawan selama nonton MotoGP 2022 di Mandalika, Lombok.
Dari hasil survei cepat Kemenparekraf, terungkap kalau rata-rata wisatawan membelanjakan uang hampir Rp 10 juta selama durasi kunjungan sekitar 4 hari.
"Rata-rata tinggal di Lombok selama 4,2 hari, dan rata-rata pengeluaran sebanyak kurang lebih Rp 10 juta," kata Deputi bidang pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya dalam konferensi pers virtual, Senin (28/3/2022).
Penonton didominasi oleh wisatawan yang datang dari DKI Jakarta, Jawa Barat, juga Bali. Sehingga transportasi yang digunakan juga kebanyakan pesawat hingga 60,61 persen. Selain itu, para wisatawan juga sebanyak 22,72 persen menggunakan transportasi pribadi.
Baca Juga: Kawasan Wisata Lembang Diserbu Wisatawan pada Akhir Pekan Terakhir Jelang Ramadhan
Sebanyak 72,98 persen wisatawan yang datang ke Lombok selama periode yang sama dengan pelaksanaan MotoGP 2022 merupakan generasi milenial.
"Adapun alasan mengunjungi Lombok, sebagian besar, hampir 74 persen karena menonton MotoGP. Kemudian hotel dan homestay menjadi pilihan utama akomodasi selama mengunjungi Lombok," ujar Nia.
Ia menambahkan, 75,8 persen wisatawan pada survei menyatakan puas sekali terhadap rangkaian MotoGP Mandalika 2022. Destinasi menjadi faktor dengan kepuasan paling tinggi jika dibandingkan faktor pendukung lainnya.
Sementara untuk kebersihan dan transportasi lokal menjadi faktor yang mendapat kepuasan paling rendah, jika dibandingkan dengan faktor lainnya.
"Sebanyak 88,7 persen responden memiliki rencana untuk kembali ke event MotoGP Mandalika di musim selanjutnya," kata Nia.
Baca Juga: Benarkah Aksi Mbak Rara Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika Cuma Gimmick Marketing?
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan bahwa jumlah uang yang keluar dari para wisatawan di Lombok sangat berpengaruh terhadap perekonomian di sana.
"Menurut kami, ini bisa menggerakkan ekonomi lokal, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja," kata Sandi.
Sementara terkait kepuasaam penginapan dari wisatawan, diartikan oleh Sandi bahwa kualitas homestay di Lombok telah baik. Sehingga bisa menjadi bahan dasar acuan untuk membangun sarana hunian wisata selanjutnya.
"Tapi catatan transportasi lokal dan parkir itu menjadi catatan yang nanti akan kami sampaikan kepada stakeholder terkait penyelenggaraan," ujar Sandi.