Suara.com - Perbincangan mengenai Rara Isti Wulandari, si pawang hujan MotoGP mandalika, seakan tak pernah redup. Ada saja yang dibahas mengenai sosok Rara, utamanya di media sosial.
Beragam pro dan kontra yang muncul dan berakhir dengan perdebatan sengit, justru semakin mengangkat namanya.
Pada Jumat (25/3/2022), pakar telematika Roy Suryo kembali berkucai mengenai Rara, di akun twitternya @KRMTRoySuryo2.
Pada kesempatan itu, ia mengomentari potongan video podcast #closethedoor Deddy Corbuzier, yang menghadirkan rara sebagai bintang tamunya.
Baca Juga: Rara Pawang Hujan Klaim 'Langit itu Milik Rara', Banjir Reaksi Kocak Warganet
Dalam potongan video itu, Rara menjelaskan sejumlah sesaji yang ia gunakan dalam ritual “mengusir” hujan.
Diantaranya adalah hio, cabe, bawang dan kepala semar. Penjelasan Rara tersebut rupanya mengelitik nalar Roy Suryo, hingga akhirnya ia ikut berkomentar.
Dalam cuitannya, ia seakan menyentil Rara dan pihak-pihak yang mendukungnya, dengan menyatakan semua medium yang digunakan Rara dalam mengendalikan cuaca tida berasal dari kearifan lokal bangsa Indonesia.
"Ini cuplikan 2 menit yang lain yang berisi saat dia yang mengaku milenial menjelaskan barang-barang yang jadi 'sesaji'-nya; hio (china), cabe bawang, kepala semar (?) hingga singin bowl (tibet). Sekali lagi, kearifan lokalnya dimana? Bukan NTB, Bali, Jawa? Ambyar," cuit Roy Suryo.
Roy Suryo kemudian melanjutkan analisanya dengan menyematkan sebuah potongan video, yang juga diambil dari podcast #closethedoor milik Deddy Corbuzier.
Menurut dia, motivasi Rara tampil dan hadir sebagai pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika lalu sudah bisa ditebak melalui menit pertama podcast tersebut.
"Sebenernya dari 1 menit pertama diskusi dia sudah ketahuan 'apa' motivasinya. Silakan simak cuplikan asli (editing podcast Deddy Corbuzier) ini. Jelas kata-katanya 'yang penting trending satu, luar negeri, masuk Dorna TV' faham kan sekarang. Kenapa sejak awal saya kritisi? Ambyar," beber Roy Suryo.
Cuitan mantan politisi Partai Demoktar tersebut lantas mendapatkan beragam respon dari netizen. Ada yang mendukung analisanya, namun ada juga yang tida sepaham dengannya.
“Pinternya mbak ini, ngibulin yang ngasih duit, ujan gak ujan dibayar penuh. Hahaha," tulis pemilik akun @wi*****.
“Kalo ini mah sering disini, dibuat orang-orang awam, ada acara biar nggak hujan ‘cabe bawang ditusuk pake lidi, ditancamkan ketanah’,” cuit pemilik akun @fa*****.
“Ketahuan juga dong "kwalitas" yang memberi ‘job’..” timpal pemilik akun @An****.
Kontributor : Damayanti Kahyangan