5 Fakta Najwa Shihab Dibalik Keberanian Kritik Pemerintah, Pernah Ketakutan karena Diteror

Jum'at, 25 Maret 2022 | 14:54 WIB
5 Fakta Najwa Shihab Dibalik Keberanian Kritik Pemerintah, Pernah Ketakutan karena Diteror
Potret Najwa Shihab (Instagram/najwashihab)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok Najwa Shihab sudah tidak asing lagi bagi publik di Indonesia. Acara bincang-bincangnya “Mata Najwa” yang tayang di televisi swasta nasional, begitu memikat pemirsa.

Acara tersebut kerap mengangkat tema dengan beragam isu, seperti politik, ekonomi, sosial dan bahkan budaya. Dikupas dengan gaya khas Najwa yang kritis dan berani, acara Mata Najwa selalu ditunggu banyak orang.

Seperti apa sosok Najwa Shihab sebenarnya? Berikut sejumlah fakta seputar perempuan yang akrab disapa Nana tersebut.

1. Sosok yang mengutamakan pendidikan

Baca Juga: CEK FAKTA: Presiden Jokowi Copot Jabatan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN, Benarkah?

Najwa Shihab liburan di Rammang-Rammang. [Instagram]
Najwa Shihab liburan di Rammang-Rammang. [Instagram]

Najwa Shihab lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 16 September 1977.  Najwa Shihab tumbuh di keluarga yang berpendidikan. Ayahnya seorang ulama kondang Quraish Shihab, dan pamannya salah satu cendekiawan muslim Indonesia, Alwi Shihab.

Najwa mengenyam pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di lembaga pendidikan yang berlatar belakang agama. Ketika menginjak pendidikan di sekolah menengah atas, ia sempat mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat.

Pendidikan strata satu nya ditempuh di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dan ia juga melanjutkan pendidikan strata dua di Melbourne Law School. Dari latar belakang pendidikan tersebut, terlihat Najwa adalah sosok yang mengutamakan pendidikan.

Dan dalam beberapa kesempatam, ia sering manyampaikan kepada banyak orang mengenai pentingnya pendidikan.

2. Merintis karir di media

Baca Juga: 6 Fakta Tante Lala: Menikah saat Masih 16 Tahun, Usianya Jadi Perhatian

Meski menganyam pendidikan tinggi di bidang hokum, Najwa mantap memilih jurnalis sebagai profesinya. Ia mengawali karirnya di bidang jurnalistik dengan bergabung di salah satu televisi swasta Indonesia, RCTI. Namun ia tak lama bekerja disana. Ia lalu bergabung dengan Metro TV pada tahun 2000.

Di stasiun TV ini Najwa sempat meliput peristiwa tsunami di Aceh pada 2004 silam. Di sinilah sosoknya mulai dikenal publik. Ketika meliput peristiwa itu, ia menjadi saksi betapa dahsyatnya musibah tersebut dan melaporkannya langsung dari lokasi.

Atas kinerjanya itu, ia memperoleh penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 2005.

3. Berani dan Kritis

Kepiawaian Najwa dalam meawancarain sejumlah narasumber kerap membuat kagum banyak orang. Sejumlah pertanyaan kritis ia lontarkan dengan berani kepada siapapun narasumber yang ia hadapi, termasuk para menteri dan pejabat Negara.

Potret putri ustaz dan ulama - Ghaida Tsurraya. (Instagram/najwashihab)
Potret putri ustaz dan ulama - Ghaida Tsurraya. (Instagram/najwashihab)

4. Pernah mendapatkan ancaman

Kekritisan Najwa dalam mengajukan pertanyaan terkadang membuat narasumbernya tak berkutik. Dengan segudang pengetahuan dan riset yang mendalam, membuat pertanyaan-pertanyaan tersebut seakan tak terbendung dan tak ada akhirnya.

Ini pula yang pada akhirnya membuat ia pernah berada dalam sebuah kondisi yang menakutkan. Najwa mengaku pernah mendapatkan ancaman, ketika mengungkap kasus mafia bola tanah air. Hal tersebut pernah ia bahas di salah satu episode Mata Najwa.

Ia mengaku ancamannya berupa pesan di WhatsApp dan media sosial. Meski begitu, Najwa mengaku sangat takut.

5. Aktif di kegiatan sosial

Selain menjadi jurnalis, Najwa juga aktif di sejumlah kegiatan sosial. Salah satunya adalah dengan menjadi Duta Baca pada 2016 lalu. Ia mengaku, bersedian ditunjuk menjadi duta baca agar bisa ikut serta dalam meningkatkan minat baca di masyarakat. Selain itu, Najwa juga concern dengan isu-isu kesetaraan gender.

Ia kerap mengangkat tema tentang persamaan hak dan kesetaraan gender dalam konten-kontannya di NarasiTV. Meski sering mendapatkan tentangan, ia tak gentar agar masyarkat semakin memahami pentingnya kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI