Suara.com - Suntik filler telah menjadi terapi yang umum dilakukan banyak orang untuk memperbaiki maupun mempertahankan penampilan. Terapi filler tersebut bekerja dengan mengisi kulit atau jaringan lunak yang kurang proporsional, cekung, atau kurang seimbang.
Tujuannya bisa sebagai terapi peremajaan kulit, memperbaiki kontur kulit yang kurang estetis, mengembalikan kontrol kulit akibat penuaan, memperbaiki tampilan jaringan parut, dan mengembalikan kelembapan kulit.
Seperti terapi medis pada umumnya, suntik filler juga bisa menimbulkan efek samping. Tapi perlu diketahui bahwa ada efek samping yang wajar, ada pula yang tidak wajar.
Efek samping tidak wajar bisa saja disebabkan karena terjadi kesalahan medis saat terapi dilakukan atau pun penolakan dari tubuh sendiri.
Baca Juga: Waspada, Ini 4 Efek Samping Jus Lidah Buaya Jika Dikonsumsi Berlebihan
Dikutip dari artikel Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut efek samping dari filler.
1. Efek Samping Wajar Tindakan Filler
Efek samping muncul dengan segera dan akan hilang dalam waktu cepat dengan sendirinya. Ada pun efek samping yangbterjadi berupa, nyeri, terasa mengganjal, sedikit bengkak, dan memar tergantung dari lokasi injeksi
2. Efek Samping Tidak Wajar
Efek samping yang tidak boleh terjadi atau tidak wajar harus segera ditangani oleh dokter. Adapun kondisi yang tidak wajar setelah filler, seperti:
- Infeksi, bernanah, bengkak, dan berbau
- Reaksi alergi atau kerusakan jaringan
- Muncul ruam kemerahan yang menetap lama
- Tekstur kulit tidak rata atau menonjol berlebihan pada area yang diinjeksi
Untuk menghindari efek samping yang tidak wajar sebaiknya diskusi dengan dokter yang akan menangani sebelum tindakan suntik filler dikerjakan. Selain itu, penting untuk memastikan dokter yang mengerjakan berkompeten sebagai spesialis kulit dan kelamin.
Pasien juga berhak bertanya mengenai bahan filler yang akan digunakan. Setelahnya, pastikan filler dikerjakan di tempat yang memadai. Misalnya klinik atau rumah sakit dengan ruangan dan alat steril.
Baca Juga: Peneliti Jepang: Demam setelah Vaksinasi Covid-19 Menandakan Pembentukan Antibodi yang Tinggi
Juga beritahu dokter jenis obat rutin yang biasa dikonsumsi untuk menghindari efek samping seperti pendarahan atau memar setelah suntik.
Terakhir, sebaiknya beritahu dokter jenis tindakan medis estetika yang pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya riwayat laser, suntik filler, atau suntik toksin botulinum pada area yang akan disuntik.