Suara.com - Tepat di 11 tahun berkarya, desainer modest wear Indonesia Ayu Dyah Andari untuk pertama kalinya menggelar fashion show tunggal bertajuk Les Allees A Line to Remember.
Sesuai tajuknya, fashion show tunggal Ayu Dyah Andari ini menyiratkan kisah perjalanan dan sepak terjang, anak kedua dari empat bersaudara ini dalam dunia fashion. Termasuk jatuh bangunnya selama dua tahun pandemi Covid-19.
Hal ini terlihat dari 40 set busana yang dibagi dalam 3 sesi fashion show, sesi pertama busana hasil kolaborasinya dengan brand ambassador Okky Asokawati. Sesi kedua kolaborasi bersama sahabatnya yang seorang entrepreneur, yakni Sarah Sofyan.
Sesi terakhir yaitu busana khas Ayu, yang sangat khas dengan DNA bunga mawar dan nuansa Eropa klasik, yang tidak bisa dilepaskan dari semua koleksi busana karya tangan dingin Ayu.
Baca Juga: Sempat Klaim Ikut Paris Fashion Week, Bos MS Glow Shandy Purnamasari Minta Maaf
"Les Allees itu berarti perjalanan membuat koleksi sebelumnya, ada baju ikonik pada zamannya aku buat ulang. Ada juga karya desainer yang ikonik khas Ayu yang sangat disukai, jadi diremake, dan di-launching lagi. Jadi ini selebrasi 11 tahun berkarya," ujar Ayu dalam konferensi pers sesaat sebelum fashion show digelar di The Langham, Jakarta, Senin (14/3/2022).
Perlu diketahui, sejak awal mulai berkarya, busana rancangan Ayu memang selalu menyiratkan kemewahan, dan hanya dikenakan untuk acara khusus seperti pesta atau perform di atas panggung.
Sehingga bukan hal aneh, jika menemukan gaun karya Ayu kerap tampil dan hilir mudik di televisi karena dikenakan para selebritas papan atas.
Ayu mengatakan selebrasi 11 tahun berkarya yang dituangkan dalam fashion show tunggal ini, jadi cerminan banyaknya desain busana karya Ayu yang terinspirasi dari elemen garis-garis dan perjalanan dirinya selama berkiprah di industri fashion Tanah Air.
Selama 11 tahun itu juga, termasuk kehadiran pandemi, membuat inspirasinya dalam berkarya semakin luas, dan membuatnya semakin berani bereksplorasi.
Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Kiblat Modest Fashion, Ini Tantangan Pasarkan Busana Muslim di Indonesia
Termasuk saat keadaan memaksanya beradaptasi, sehingga ia menelurkan berbagai karya busana ready to wear yang peminatnya melonjak selama pandemi. Apalagi dengan cara ini juga ia mampu bertahan di industri fashion, sampai akhirnya tambah melesat karena tingginya minat pada karya ready to wear yang ia ciptakan.
"Alhamdulillah nggak nyerah, kita beradaptasi dan bikin ready to wear. Alhamdulillah malah berkah, jualan jadi tambah panjang. Jadi yang tadinya karyawan 40 jadi 104 orang, dan jadi lebih banyak," tutur Ayu.
Permainan Warna, Desain, hingga Elemen Khas Bunga Mawar
Fashion show tunggal Ayu Dyah Andari ini, juga menceritakan perjalanan permainan warna busana fashion ala Ayu yang lebih luas, dari yang tadinya hanya memainkan warna gading, baby rose, krem, coklat muda, khaki, dan warna pastel lainnya.
Kini ada perpaduan warna-warna terang seperti fuchsia, hijau limau, kuning, biru, ungu, dan hijau daun tertuang dalam puluhan busana besutan Ayu yang ditampilkan.
Sama halnya dengan garis desain yang biasanya punya potongan serba simetris, kini berubah dan semakin beragam. Seperti bagian lengan dan bawah gaun juga turut dieksplorasi oleh Ayu.
Selain itu knitting, digital printing, tweed, tile, biku-biru, sifon, lace, dan organdi juga dipadu padan dan digunakan dalam teknik desain busana di fashion show tunggal ini.
Tidak lupa juga di setiap busana terdapat signature bunga mawar yang akan mudah dikenali penggemar busana khas Ayu. Bunga mawar ini dituangkan menggunakan teknik beragam seperti bordir, tiga dimensi, hingga sulam halus.
Semaraknya fashion show tunggal ini juga ikut tercermin dengan hadirnya sederet publik figur seperti Raline Syah, Dini Aminarti, Okky Asokawati, Cut Meyriska, Fenita Arie, Adelia Pasha, hingga Tya Ariestya ikut memeragakan koleksi dan tampil mempesona di atas runway.