Suara.com - Di tengah perkembangan digital saat ini, dunia literasi juga mengalami perubahan yang signifikan. Bila dulu kita hanya membaca buku secara fisik, belakangan kita bisa membacanya secara online lewat gawai. Dan terkini, buku tak perlu lagi kita baca, melainkan bisa kita dengarkan melalui audiobook.
Membaca buku lewat audiobook mungkin terdengar baru. Audiobook atau yang dalam bahasa Indonesia artinya audio buku, merupakan buku yang dibuat dalam bentuk suara.
Biasanya, audiobook berupa teks buku atau bahan tulisan yang dibacakan oleh penyuara. Dan ada juga yang dibawakan dengan cara storytelling.
Peralihan buku ke audiobook tentu saja sebuah tantangan. Hal inilah yang dirasakan oleh penulis buku Dewi Lestari. Sebagai penulis yang telah melahirkan banyak karya, ia mengatakan bahwa ada tantangan tersendiri saat menarasikan buku karyanya ke bentuk audio lewat platform Storytel.
“Untuk tantangannya sendiri, jujur saya bukan voice actor yang profesional. Tapi saya senang menarasikan dan senang membaca, maksudnya mengucapkan kalimat,” ungkap penulis buku Filosofi Kopi, dalam acara peluncuran platform Storytel Indonesia, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Review Novel The Help Karya Kathryn Stockett
“Bagi saya, yang menantang adalah bagaimana menjaga stamina vokal. Karena sekali rekaman itu kan panjang, jadi ketika saya rekaman kemarin benar-benar satu buku. Untuk itu, dibutuhkan stamina vokal yang cukup,” lanjut Dewi, yang telah merilis buku terbarunya, Rapijali.
Dewi menambahkan, alih wahana karya dari buku ke audio bukan hanya menyuarakan saja. Melainkan bagaimana ia dapat menghidupkan setiap kalimat jadi intonasi, jeda, hingga cara pengucapan.
"Karena bagi saya, tidak semua penulis akan tertarik ataupun suka dengan seni dongeng,” ungkap penulis buku Filosofi Kopi.
Dewi mengakui bahwa tidak semua kalangan penulis mau menarasikan karya bukunya ke audiobook. Namun Dewi pribadi mengaku senang karena kecintaannya terhadap dunia mendongeng.
“Karena saya suka dongeng, jadi senang melaksanakannya,” pungkas Dewi Lestari.
Baca Juga: Ulasan Buku Jangan Makan Barang Haram: Dampak Buruk Asupan yang Dilarang Islam