Digadang-gadang Jadi Kiblat Modest Fashion, Ini Tantangan Pasarkan Busana Muslim di Indonesia

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 14 Maret 2022 | 15:35 WIB
Digadang-gadang Jadi Kiblat Modest Fashion, Ini Tantangan Pasarkan Busana Muslim di Indonesia
Ilustrasi Modest Fashion. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai negara dengan mayoritas muslim, Indonesia kerap digadang-gadang sebagai kiblat modest fashion dunia. Di tahun 2018 dalam pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest 2018), Presiden Joko Widodo bahkan sempat menyatakan harapan besarnya agar Indonesia bisa menjadi pusat busana muslim dunia. 

Ucapan itu mengingat Indonesia sering memasarkan busana muslim dengan desain yang menarik dan variatif jika dibandingkan dengan negara muslim lainnya.

Hal ini tentu tak lepas dari para pengusaha yang terus produktif dalam mengembangkan desain busana muslimnya. Salah satu pengusaha muda yang bisa jadi inspirasi ialah adalah Diana Fitriah.

Perempuan asal Sidoarjo, Jawa Timur tersebut adalah sosok di balik brand busana muslim Aznii. Walaupun Indonesia dianggap sebagai lahan yang subur untuk bisnis busana muslim, persaingannya tak bisa dianggap mudah.

Baca Juga: Sambut Bulan Ramadan, Heaven Lights Tebar Pesan Suci Lewat Gelaran Fashion Show Tahunan

Ilustrasi Modest Fashion. (Dok: Istimewa)
Ilustrasi Modest Fashion. (Dok: Istimewa)

Diana pun mengakui hal ini, namun ia mengaku tak patah semangat dan selalu memutar otak agar bisnisnya tetap berjalan.

“Peluang bisnis busana muslim saat ini saya rasa bagus dengan daya saing yang cukup banyak. Oleh karena itu sebagai pebisnis, mau tidak mau (harus) mengikuti perkembangan zaman dan pasar yang ada, namun tetap mempertahankan ciri khas dari brand yang kita miliki,” ungkap Diana, dalam keterangannya, Senin, (14/3/2022). 

Ia mengatakan salah satu yang mesti dimiliki dalam persaingan busana muslim ialah ciri khas. 

“Saya mendesain (busana muslim) yang ramah dikenakan ibu menyusui dan dilengkapi dengan karet di pergelangan tangan untuk memudahkan setiap perempuan beraktivitas. Selain itu Aznii juga memiliki ciri khas pada motifnya yang kebanyakan bertemakan shabby chic,” ujar Diana yakin.

Tak hanya ciri khas, di era revolusi industri 4.0, digitalisasi memainkan peran penting untuk mempertahankan imunitas sebuah bisnis. Kini hampir semua proses dijalankan secara online. Ini tentu menjadi sebuah tantangan bagi semua orang, khususnya para pebisnis.

Baca Juga: Sudah Siap Sambut Ramadan? Ini Tren Pakaian Muslimah Fashionable di Tahun 2022

Membaca pergeseran tren pemasaran ini, Diana semakin yakin untuk gencar memasarkan produknya di platform online agar tak tertinggal dengan pengusaha lain. Mulai dari foto-foto produk dengan model profesional, memanfaatkan Instagram dan beberapa e-commerce untuk memasarkan produknya, hingga memanfaatkan Facebook Ads serta Instagram Ads, telah ia lakukan agar masyarakat semakin mengenal produknya.

“Selain agar mendapatkan customer baru, kami juga berharap digital marketing yang telah kami lakukan dapat meningkatkan omzet penjualan setiap bulannya.”

Terbukti Diana mengaku dari bisnis busana muslimnya saja, ia dapat meraup omzet sebesar 10 hingga 15 juta per bulannya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI