Suara.com - Dokter spesialis anak mengatakan bedong bayi bermanfaat memberi perlindungan dan kehangatan, dan bukan untuk meluruskan kaki bayi seperti yang selama ini diyakini banyak orang.
Meski begitu, dr. Lucky Yogasatria, Sp.A, mengingatkan bahwa membedong harus dilakukan hati-hati, karena bisa berisiko menyebabkan displasia pinggul. Displasia pinggul adalah kondisi dimana sendi peluru atau bola dan rongga pada pinggul gagal berkembang.
Itu sebabnya, penting bagi orangtua untuk tahu cara membedong bayi yang benar.
“Bedong itu nggak boleh kalau pas bedong kaki dan tangannya dipaksa selurus mungkin, terus dibungkus pakai kain tebal, ini yang nggak boleh dan dilarang,” ujar dr. Lucky melalui konten edukasi di Instagramnya @dr.lucky.sp.a, dikutip suara.com, Sabtu (12/3/2022).
Memaksa kaki selurus mungkin saat dibedong berisiko sebabkan displasia pinggul, karena kaki anak dipaksa lurus sebelum waktunya.
Baca Juga: Jangan Asal, Ini Tips Membedong Bayi yang Aman
Perlu diketahui, bayi normal umumnya lahir dalam kondisinya kaki sedikit bengkok, karena selama 9 bulan dalam posisi meringkuk di dalam rahim.
“Bengkok itu akan menghilang di usia sekitar 3 tahun. Kata kuncinya, bakal lurus sendiri tanpa dibedong,” jelas dr. Lucky.
Adapun cara bedong bayi yang benar, jangan pernah memaksakan kaki bayi lurus, dan tidak menggunakan kain yang terlalu tebal.
“Dan ikatnya jangan terlalu ketat, dan jangan seharian dibedong terus,” tutur dr. Lucky.
Dokter yang kerap mengisi telekonsultasi di Klinik Kecil ini juga minta orangtua, pastikan bayi tetap merasa leluasa bergerak dan nyaman saat dibedong.
Baca Juga: Suami Bedong Bayi Bak Bungkus Lemper, Videonya Bikin Warganet Ketar-ketir
“Ketika dibedong, ingat ya bedong bisa bermanfaat untuk menghangatkan dan melindungi bayi, tapi tidak untuk meluruskan kaki bayi,” tutup dr. Lucky.