
Memiliki bentuk seperti kantong, tanaman Nepenthaceae lebih dikenal dengan sebutan kantong semar. Tanaman ini hanya ditemukan di beberapa wilayah di Kalimantan Barat yang menjadikannya sebagai tanaman endemik. Dengan bentuknya yang unik, kantong semar berpotensi sebagai tanaman hias yang cantik.
Di sisi lain, pertumbuhan tanaman kantong semar relatif lambat. Dengan adanya perburuan liar dan kerusakan habitat asli yang salah satunya diakibatkan oleh kebakaran hutan, hal ini menjadikan populasi kantong semar semakin sedikit dan terancam keberadaannya. Menurut LIPI, cara terbaik untuk menyelamatkan kantong semar adalah dengan melakukan konservasi eksitu atau dilakukan di luar habitat aslinya serta melakukan kultur jaringan.
Anggrek hitam atau Coelogyne pandurata L. merupakan salah satu flora endemik atau tumbuhan unik yang hanya tumbuh di daerah tertentu di wilayah Kalimantan, di antaranya adalah Kalimantan Timur. Pada dasarnya, anggrek ini tidak sepenuhnya berwarna hitam. Hanya bagian labellum atau lidah bunga yang berwarna hitam, sedangkan kelopak bunga berwarna hijau kekuningan.
Dengan bunga berbentuk tangkai, anggrek ini memiliki pesonanya sendiri terlebih lagi dengan aromanya yang khas. Tumbuhan ini hidup bergerombol membentuk rumpun yang tumbuh di habitat yang relatif lembab dan rajin berbunga.
Dengan keindahan dan keunikan anggrek hitam, Kalimantan Timur menjadikannya sebagai maskot flora dan lebih dikenal sebagai Kersik Luai oleh masyarakat setempat. Sebagai perusahaan yang berkomitmen menjaga lingkungan dan ekosistem, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) ikut berkontribusi dalam upaya melestarikan tanaman langka khas Kalimantan Timur ini.
Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Kaltim mengungkapkan “Sebagai perusahaan dengan basis produksi di Kalimantan Timur, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk turut menjaga kekayaan keanekaragaman lingkungan sekitar perusahaan. Inisiatif penyelamatan anggrek hitam sudah kami jalankan sejak tahun 2011 yang diwujudkan dengan berbagai gerakan dan inovasi. Didukung teknologi dan tenaga riset terapan yang PKT miliki, serta berkolaborasi dengan balai konservasi yang ada di wilayah Kalimantan, kami berhasil mengembalikan 1.314 anggrek hitam ke habitat aslinya sejak tahun 2018."
Adapun upaya PKT dalam meningkatkan jumlah populasi anggrek hitam, di antaranya memperbanyak jumlah bibit anggrek hitam dan mengembalikan anggrek hitam ke habitat aslinya (reintroduksi) yang dilakukan di Sangkima dan kawasan Taman Nasional Kutai. Total sebanyak 5.218 bibit anggrek hitam berhasil diproduksi sejak tahun 2016 atau rata-rata mencapai 1.043 per tahun.
“Kami percaya inisiatif-inisiatif yang kami lakukan dapat meningkatkan jumlah anggrek hitam di habitat aslinya, yakni hutan tropis Kalimantan,” tutup Rahmad.
Baca Juga: KLHK: Sebanyak 25.000 Ekor Bekantan di Kalimantan Terancam Punah