"Bahkan, kalau kamu misal cuma dagang kerupuk, tapi kalau kamu benar-benar expert di kerupuk, kamu pasti bisa jualan ke seluruh dunia.’ Makanya, ketika kamu yakin, bersungguh-sungguh, kamu pasti akan jadi sesuatu," ucap Ari.
Tak dipungkiri, Ari kerap menemui momen di mana ia merasa gelisah atas keputusannya untuk bersungguh-sungguh di dunia masuk.
Namun, buat dia, kegelisahan itu hal yang wajar, bahkan bisa menjadi pemicu untuk terus berusaha.
3. Aksi dan Kreasi
Hal lain yang tak kalah penting bagi Ari Lesmana untuk bisa menjadi sukses adalah berani beraksi dan berkreasi. Keberanian itu Ari terapkan bersama Fourtwnty, yang memang tidak memiliki agensi tersendiri.
Menurut Ari, tidak adanya ikatan itulah yang membuat Fourtwnty bisa terbang bebas berkreasi dan kini digandrungi oleh banyak pecinta musik di Indonesia.
4. Fokus pada Fungsi, Bukan Gengsi
Sebagai Gen Z yang memang masih muda, mungkin lebih tertarik pada barang yang bisa meningkatkan gengsi. Namun, Ari bilang bahwa itu adalah hal yang salah. Yang terpenting dalam suatu barang, utamanya yang ingin dibeli dengan harga mahal, adalah fungsinya.
Ari juga punya pengalaman dengan hal itu. Sebagai musisi top, ia bisa saja membeli gitar atau alat musik apapun yang harganya selangit demi gengsi.
Namun, ia memilih untuk menahan keinginan itu dan fokus menggunakan alat musik yang secukupnya sesuai fungsi.
"Ini untuk apa saja ya. Intinya (hal yang harus dijauhi) itu gengsi. Misalnya begini deh, sampai hari ini aku menggunakan alat musik yang harganya sampai puluhan ratusan juta, pakai studio yang sewanya puluhan juta, enggak. Aku cuma di dalam kamar saja. Orang lain mungkin mau barang-barang mahal, tapi kalau aku itu hanya gengsi," kata Ari.
Baca Juga: Kumpulan Milenial di Kota Solo Dukung Ganjar Pranowo Maju Jadi Capres 2024, Ini Alasannya
"Buat aku, semua itu berasal dari kebutuhan hatimu. Kalau hatimu nyaman, gengsinya akan minggir, yang penting fungsinya. Kalau itu semua sudah berjalan, karirmu akan naik," tutupnya.