Suara.com - Baru-baru ini publik Indonesia saling beradu argumen soal klaim sejumlah brand asal Indonesia yang mengaku tampil di ajang Paris Fashio Week. Sementara sejumlah pihak bahwa brand yang tampil di Paris, Prancis, berbeda dengan Paris Fashion Week yang diselenggarakan secara resmi.
Tapi, sebenarnya seperti apa sejarah Paris Fashion Week, dan mengapa Paris bisa menjadi kota yang jadi kiblat mode dunia?
Jika dirunut sejarahnya, Paris Fashion Week bisa ditelusi pada awal 1850-an ketika seorang penjahit bernama Charles Fredrick Worth pertama kali mempresentasikan koleksi barunya pada model langsung, sebuah ide baru pada saat itu.
Dilansir dari Urban Insieder, dengan membantu mendirikan asosiasi perdagangan Chambre Syndicale de la Confection et de la Couture pour Dames et Fillettes, Worth berperan penting dalam menyiapkan panggung untuk industri mode Prancis. Saat itulah istilah "haute couture" mulai digunakan, tetapi hanya oleh mereka yang pantas mendapatkannya.
Baca Juga: Bungkam Haters! Wanda Hamidah ke Paris Usia 17 Tahun Pakai Duit Hasil Keringat Sendiri
Acara mode dipesan lebih dahulu yang diadakan di rumah pribadi dan studio desainer berlanjut hingga abad ke-20, dengan Prancis berkuasa sebagai ibu kota mode global. Seiring waktu, pesta penuh gaya ini menjadi lebih megah dan canggih, berubah menjadi peragaan busana lengkap, lengkap dengan desain set, musik, dan tentu saja, paparazzi.
Saat Prancis di bawah pendudukan Nazi selama Perang Dunia II, peragaan busana semacam itu mulai diadakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1943, New York Fashion Week, awalnya disebut "Press Week," lahir.
Italia mengikutinya, pertama di Milan pada tahun 1958 dan kemudian di Florence pada tahun 1972. London Fashion Week dimulai pada tahun 1984.
Pada tahun 1973 Paris sekali lagi kembali ke garis depan mode, dengan Grand Divertissement Versailles atau "Pertempuran Versailles." Di Istana Versailles yang megah, desainer Amerika baru Oscar de la Renta, Anne Klein, Bill Blass, Halston, dan Stephen Burrows berkompetisi melawan master Prancis, Yves Saint Laurent, Hubert de Givenchy, Pierre Cardin, Emanuel Ungaro, dan Marc Bohan dari Christian Dior.
Acara ini memicu Paris Fashion Week resmi di mana Haute Couture, Ready-to-Wear, dan Men's Fashion semuanya menjadi pusat perhatian.
Baca Juga: Gekrafs dan Ifan Seventeen Jawab Tudingan Pembodohan Paris Fashion Week 2022