Suara.com - Orang tua akan mengupayakan berbagai hal demi memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Apalagi jika anaknya sedang dalam kondisi memerlukan pengobatan, orang tua bahkan rela menjual aset atau berutang untuk memberikan yang terbaik.
Seorang ibu di Malaysia ini juga memiliki niat yang sama. Nurul (nama disamarkan) berusaha mencari uang untuk memberikan pengobatan yang terbaik bagi putranya yang sedang sakit.
Karena itulah Nurul lantas memutuskan untuk menjual perhiasan yang dimilikinya, yakni berupa sebuah gelang emas, untuk mendapatkan tambahan uang untuk membiayai pengobatan putranya. Demi kemudahan, Nurul lantas menjual gelang emasnya di Facebook.
Hingga ada wanita yang tertarik untuk membeli gelang emasnya tersebut secara cash on delivery (COD). Mengutip World of Buzz, pembeli dan penjual ini berjanji untuk menyelesaikan transaksinya pada 27 Februari 2022 siang.
Namun pertemuan ini berkali-kali diundur oleh calon pembeli gelang emas tersebut. Sampai akhirnya diputuskan mereka akan bertransaksi COD gelang emas pada 28 Februari 2022 tengah malam.
![Ilustrasi Cash On Delivery (COD) [unsplash.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/24/74555-ilustrasi-cash-on-delivery-cod-unsplashcom.jpg)
Nurul yang memang memerlukan uangnya lantas mengikuti kesepakatan tersebut dan memberikan gelang emasnya kepada sang pembeli. Sementara wanita itu menebus gelang emas nurul dengan memberikan 22 lembar uang pecahan 100 Ringgit Malaysia (setara Rp344 ribu), atau berarti gelang itu ditebus senilai sekitar Rp7,6 juta.
Nurul saat itu mencoba menghitung berapa lembar uang yang diterimanya, namun pembelinya tergesa-gesa pergi meninggalkan lokasi COD.
Nurul pun pulang setelah menyelesaikan COD gelang emasnya. Usai mencuci tangan, ia lantas kembali memegang uang tersebut dan saat itulah ia menyadari ada yang janggal pada uang yang diterimanya.
Nurul mendapati ada warna yang luntur dari uang-uang tersebut. Dan ketika diperhatikan lebih lanjut, baru Nurul menyadari bahwa uang sebesar Rp7,6 juta yang diterimanya tadi merupakan uang palsu.

Nurul langsung berupaya menghubungi pembelinya namun tidak ada balasan. Seluruh pesan WhatsApp-nya pun tidak dibalas oleh pembeli yang sudah menipunya tersebut.