Suara.com - Beberapa produk kecantikan ada yang mengandung alkohol agar fungsinya lebih optimal di kulit. Namun, ternyata alkohol pun ada beberapa yang harus dihindari. Kuncinya adalah mengetahui bagaimana membedakan kedua jenis alkohol, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak.
Pendiri merek perawatan kulit Auraiha asal Singapura, Rachaelle Rempe, mengatakan bahwa dalam hal kosmetik, alkohol dibedakan menjadi dua kategori, alkohol sederhana dan alkohol berlemak. Dia menunjukkan, meskipun tidak ada alkohol "baik" dan "buruk", tapi cara penggunannya dapat mencapai hasil yang berbeda.
Rempe menjelaskan, alkohol sederhana atau juga dikenal sebagai alkohol yang mudah menguap dapat menyebabkan kulit dehidrasi. Sehingga dapat memicu efek domino pada kulit yang dapat menyebabkan gatal-gatal, sensitivitas, kulit kusam, produksi sebum yang berlebihan, garis-garis halus, kerutan, dan banyak lagi.
Alkohol sederhana seperti etil alkohol, metanol, etanol, alkohol terdenaturasi, isopropil alkohol, alkohol SD dan benzil banyak digunakan sebagai antibakteri atau pelarut yang akan memperbaiki tekstur formula.
Baca Juga: Cegah Kanker, Dokter Estetika Ingatkan Pentingnya Pilih Produk Kecantikan yang Aman
Ada banyak lini perawatan kulit untuk kulit berminyak atau berjerawat yang menggunakan alkohol sebagai zat, mampu menyerap minyak berlebih, dan memberikan sensasi menyegarkan juga mengencangkan, yang dianggap sebagai tanda bahwa produk tersebut berfungsi.
Namun, efek dari sensasi yang terjadi sebenarnya produk tersebut telah menghilangkan semua minyak alami kulit. Padahal minyak alami tetap diperlukan kulit untuk tetap sehat. Pada akhirnya dapat merusak barrier kulit.
Alkohol sederhana dapat membuat tekstur produk terasa lebih ringan, membantu bahan lain dalam formula untuk menembus kulit lebih baik, dan bertindak sebagai pengawet. Meski terdengar bagus, masalah sebenarnya muncul setelah penggunaan jangka panjang.
“Banyak merek perawatan kulit memasukkan alkohol sederhana, seperti astringen untuk toner, yang bermanfaat bagi orang dengan kulit berminyak. Meskipun ini dapat memberikan hasil dalam jangka pendek, penelitian menunjukkan bahwa alkohol sederhana berdampak negatif pada kulit dalam jangka panjang. Itu mengiritasi kulit Anda dan mengganggu kemampuannya untuk memperbarui dirinya sendiri," kata Rempe.
Menggunakan produk seperti itu sebagai bagian dari rutinitas harian dapat meningkatkan jumlah sebum yang diproduksi kulit secara alami untuk mengimbangi kekeringan yang disebabkan alkohol.
Baca Juga: 4 Penyebab Munculnya Mata Panda yang Harus Kamu Pahami dan Hindari
Tapi, selain itu juga memperburuk kondisi seperti eksim dan rosacea dengan memperburuk peradangan.
Sedangkan alkohol lemak adalah senyawa yang berasal dari lilin alami tertentu, tanaman dan sereal mentah yang bertindak sebagai pengemulsi dan emolien dalam beberapa produk.
“(Alkohol) ini memberikan rasa yang lubrikasi, melembapkan dan memberi tubuh pada produk perawatan kulit apa pun,” kata CEO dan salah satu pendiri label perawatan kulit Kinship Christin Powell.
Menurutnya, alkohol lemak berfungsi untuk menstabilkan zat aktif seperti asam salisilat, seng oksida dan asam hialuronat, juga mencegah hilangnya kelembapan pada kulit.
Sifat asam lemak yang tidak menyebabkan iritasi menjadikannya bahan baku yang sempurna untuk tidak hanya memadukan bahan berbasis minyak dan air, tetapi juga untuk membantu menghasilkan tekstur lembut dan kental yang akan terasa mewah di kulit.
Selain itu, kekuatan emolien dari asam lemak membantu meratakan sel-sel di lapisan luar kulit, memperbaiki teksturnya, dan membuatnya terasa lebih halus saat disentuh.
Alkohol lemak non-iritasi ini dapat memberikan banyak manfaat untuk semua jenis kulit, terutama bagi tipe kulit kering.
"Alkohol lemak berasal dari asam lemak, yang ada dalam minyak. Ini menciptakan efek pelembab dan membantu mengentalkan lotion dan krim. Bermanfaat bagi kulit, baik jangka pendek maupun jangka panjang, terutama bagi konsumen yang rentan terhadap kulit kering," kata Rempe.
Di sisi lain, alkohol sederhana juga dianggap tidak buruk selama hanya digunakan dalam jangka pendek. Jika produk yang digunakan secara teratur mengandung alkohol sederhana, lebih baik untuk menghindarinya.
Sedangkan alkohol berlemak juga sebenarnya tidak mampu untuk melindungi penghalang kulit secara efektif.
Oleh sebab itu, para ahli menyarankan untuk mengetahui dulu cara kerja alkohol untuk dapat menilai suatu produk sebelum menggunakannya.