Suara.com - Hewan punah dari muka bumi bisa karena diburu oleh manusia ataupun terjadi secara alami. Misalnya saja, perkelahian antara kuda nil jantan untuk memperebutkan wilayah sungai.
Kuda nil yang menang akan dianggap sebagai yang terkuat di wilayah tersebut. Sedangkan kuda nil yang kalah akan terluka parah lalu mati. Perkelahian itu disebut interaksi kompetisi yang mengakibatkan perubahan pada jumlah populasi.
Perubahan itu biasa disebut dinamika populasi yaitu perubahan jumlah populasi di suatu daerah. Dikutip dari Ruang Guru, perubahan jumlah populasi tidak harus selalu berkurang, tapi bisa juga meningkat, tergantung faktor yang mempengaruhinya.
Selain kompetisi, faktor biotik yang mempengaruhi dinamika populasi yaitu interaksi predasi. Contohnya, meningkatnya populasi tikus sawah akibat perburuan burung elang yang dilakukan oleh manusia.
Pada rantai makanan, elang sebagai konsumen II memakan tikus sebagai konsumen I. Jika manusia memburu burung elang, maka burung elang yang akan memakan tikus jumlahnya berkurang. Hal itu akan membuat populasi tikus di sawah jadi meningkat.
Sedangkan contoh dinamika populasi yang dipengaruhi oleh faktor abiotik salah satunya bisa karena perubahan iklim yang dapat menyebabkan terjadinya global warming.
Suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang makin meningkat berisiko mempengaruhi jumlah populasi makhluk hidup lain. Seperti, hewan-hewan yang hidup di daerah kutub jadi kehilangan tempat tinggalnya.
Hidup beruang kutub sangat bergantung pada laut yang tertutup es untuk berburu dan berkembang biak. Jika perubahan iklim semakin ekstrim dan menyebabkan es terus meleleh, hal itu bisa membuat jumlah populasi beruang kutub berkurang dan dalam bahaya kepunahan.
Dinamika Populasi Pada Tumbuhan
Baca Juga: Peran Newt dan Hewan Magisnya di Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore
Tidak hanya pada hewan, tumbuhan juga mengalami dinamika populasi. Melimpahnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah akibat pemberian pupuk mempengaruhi jumlah populasi tanaman.