Studi: LGBQ Miliki Pengalaman Masa Kecil yang Lebih Buruk daripada Heteroseksual

Risna Halidi Suara.Com
Selasa, 01 Maret 2022 | 15:50 WIB
Studi: LGBQ Miliki Pengalaman Masa Kecil yang Lebih Buruk daripada Heteroseksual
Ilustrasi kelompok LGBTQ (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi yang dipublikasikan JAMA Psychiatry menyebut bahwa LGBQ atau lesbian, gay, biseksual, dan queer memiliki pengalaman masa kanak-kanak yang lebih merugikan dibandingkan dengan orang dewasa heteroseksual.

Hal tersebut juga dikatakan peneliti dari Departemen Kebijakan Kesehatan Vanderbilt University di Tennessee, Amerika Serikat, Nathaniel M. Tran, BA.

"Individu dengan seksual minoritas (misalnya, lesbian, gay, biseksual dan queer) mengalami tingkat intimidasi dan kekerasan yang tinggi, prediktor kesehatan mental yang lebih buruk, tetapi baru sedikit penelitian yang meneliti ACE yang terjadi sebelum usia 18 tahun di antara mereka," kata Nathaniel, dikutip Suara.com dari Healio, Selasa (1/3/2022).

ACE atau Adverse Childhood Experiences sendiri diartikan sebagai pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan. Lebih lanjut, rekan penulis penelitian juga menyampaikan bahwa studi ini menggunakan sampel probabilitas multinegara yang besar.

Baca Juga: Heboh, Kia AFI Gencar Dikabarkan Pacaran dengan Lelaki Bule

Penelitian dilakukan guna mendapat jawaban mengenai karakterisasi prevalensi tingkat populasi ACE berdasarkan orientasi seksual serta memperkirakan hubungan antara tingkat paparan ACE dan tekanan mental di masa dewasa berdasarkan orientasi seksual.

Untuk sampai pada penelitian akhir, Tran dan rekannya memperoleh data dari Sistem Pengawasan Faktor Risiko Perilaku 2019 di antara negara bagian yang menerapkan orientasi seksual opsional dan modul ACE.

Peneliti kemudian menganalisis data dari 61.871 orang dewasa, di antaranya 6,7 persen yang diidentifikasi sebagai lesbian, gay, biseksual dan queer.

Dibanding dengan orang dewasa heteroseksual, individu-individu minoritas ini lebih cenderung mengidentifikasi diri sebagai wanita (57 persen vs 52 persen), lebih muda (88 persen vs 73 persen berusia lebih muda dari 65 tahun) dan mengidentifikasi dengan identitas ras atau etnis yang kurang terwakili (36 persen vs 29 persen).

Hasilnya, sebanyak 64 persen orang dewasa heteroseksual mengalami satu atau lebih peristiwa kemalangan saat kanak-kanak, sementara 26 persen mengalami tiga atau lebih.

Baca Juga: Cerita Kasus Video Mesum Sesama Jenis di Banjarnegara, Dijual Lewat Medsos, Segini Harganya

Sementarab sebanyak 83 persen lesbian, gay, biseksual atau queer dewasa mengalami satu atau lebih masalah masa kecil, dan 52 persen mengalami tiga dari lebih banyak ACE. Lesbian, gay, biseksual atau queer dewasa memiliki peningkatan risiko untuk semua delapan jenis ACE dibandingkan dengan orang dewasa heteroseksual.

Kesenjangan di antara orang dewasa lesbian, gay, biseksual atau queer paling besar untuk pelecehan seksual, penyakit mental rumah tangga dan pelecehan emosional.

Para minoritas juga mengalami lebih banyak hari buruk per bulan di semua tingkat paparan ACE dibanding dengan individu heteroseksual.

"Temuan menyoroti pentingnya skrining ACE sebelumnya dan pelatihan dokter tentang pendekatan yang efektif untuk mengurangi kesenjangan kesehatan mental pada minoritas di seluruh perjalanan hidup," tulis Tran dan rekannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI