Toxic Positivity, Ketika Seseorang Memaksakan Diri untuk Bahagia dan Berpikir Positif

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 01 Maret 2022 | 06:55 WIB
Toxic Positivity, Ketika Seseorang Memaksakan Diri untuk Bahagia dan Berpikir Positif
Ilustrasi terjebak toxic positivity (Pixabay/brenkee/nanik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sebaliknya, merangkul situasi dan mengakui apa yang terjadi pada Anda, emosi dan pikiran Anda, dan bagaimana hal itu mempengaruhi Anda, sangat penting untuk bisa bergerak maju," katanya.

Pada saat yang sama, untuk mempertahankan sikap positif, mengenali ketidakkekalan pikiran, perasaan, dan bahkan situasi serta menggunakannya sebagai cara untuk menghargai kebaikan yang ada, dapat membantu dalam memelihara keadaan kebahagiaan.

Jadi, untuk menjadi bahagia, bukan berarti Anda harus menyingkirkan kemarahan dan kekecewaan, ya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI