Suara.com - Stretch mark jadi salah satu masalah kulit yang paling banyak dialami ibu hamil. Apalagi masalah kulit ini tidak bisa dihilangkan, dan bisa menyebabkan rasa tidak percaya diri setelah bayi lahir.
Meski bisa disebabkan oleh kondisi lain, tapi menurut studi, stretch mark 50 hingga 90 persen paling banyak dialami ibu hamil, dan umumnya terjadi di usia kehamilan 6 hingga 7 bulan.
Fakta menarik diungkap dokter spesialis kulit dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK, bahwa stretch mark paling banyak dialami ibu hamil usia muda usia 21 hingga 41 tahun.
"Perempuan usia muda yang sedang hamil, lebih berisiko tinggi mengalami stretch mark dibanding ibu hamil dengan usia yang lebih tua," ujar dr. Arini dalam acara konferensi pers peluncuran skincare ibu hamil dan menyusui, Dae Organics, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Sopir Taksi Online di Banyuwangi Bantu Penumpangnya Melahirkan
Ia menjelaskan, fenomena ini terjadi karena struktur dan hormon perempuan usia muda berbeda dengan perempuan lebih tua, di mana pada perempuan muda kadar hormon progesteron dan kandungan kolagen yang lebih banyak.
"Pada dasarnya stretch mark terjadi karena putusnya serat elastin. Nah, di usia muda ini progesteron dan kolagennya masih banyak. Tapi di usia muda, kolagennya sudah tidak banyak jadi merenggang," jelasnya.
Serat elastin adalah serat di kulit yang membantu jaringan peregang dan tertarik. Tapi jika terus menerus tertarik atau meregang, maka serat elastin akan sulit kembali seperti sedia kala, bahkan bisa putus.
Inilah yang jadi penyebab timbulnya stretchmark di kulit perut pada ibu hamil, karena serat elastin kulit meregang dan melebar karena berisi janin, dan setelah melahirkan sisa tarikan tetap terlihat yang dalam istilah medis dikenal strech mark.
"Selain usia muda, riwayat keluarga ibu dengan stretch mark, berat badan meningkat selama hamil, hingga janin besar juga berisiko sebabkan masalah kulit ini," tutup dr. Arini.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Melahirkan, Ini yang Perlu Dipersiapkan Ibu Hamil Jelang Persalinan Pertama