Suara.com - Bekerja keras dan pantang menyerah, merupakan modal utama mendjadi sukses. Itu juga yang dipercaya oleh Mita Kopiyah, seorang peternak sapi perempuan sukses asal Tulungagung, Jawa Timur.
Mita Kopiyah memulai karirnya di dunia sapi perah sejak tahun 2005. Dia melanjutkan profesi peternak dari keluarganya. Namun, orangtua Mita lebih dulu berkecimpung dalam peternakan sapi potong.
"Saya beternak dari tahun 2005 setelah menikah. Saya dan suami ingin mengubah ekonomi keluarga. Dulu hanya punya satu ekor sapi potong. Lalu suami berinisiaif untuk mengubah ekonomi keluarga dan beternak sapi perah. Kami mulai dari nol dengan merawat sapi orang dengan sistem bagi hasil," kata Mita.
Berbicara dalam acara virtual peluncuran Kampanye Pahlawan Kemajuan Keluarga, Selasa (22/2/2022), Mita mengaku menjadi peternak sapi perah bukanlah profesi yang mudah. Apalagi ia harus menyeimbangkan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Namun berkat kerja keras dan konsisten, kini Mita dan keluarganya telah memiliki 20 ekor sapi perah milik sendiri.

"Kami ingin anak-anak merasakan hal yang baik. Kayak kita kita harus mengubah kehidupan anak-anak kita. Anak-anak saya bercita-cita menjadi dokter hewan karena tumbuh dari kalangan peternakan," tambahnya.
Pada 2018 lalu, Mita resmi bergabung sebagai peternak binaan Frisian Flag Indonesia (FFI) melalui Koperasi Bangun Lestari, dengan mengikuti program Farmer2Farmer.
Pada tahun berikutnya atau 2019, dirinya terpilih menjadi salah satu dari empat peternak yang diberangkatkan ke Belanda dalam naungan program tersebut selama dua pekan untuk mengikuti berbagai pelatihan langsung dengan peternak Belanda.
Hasil pembelajaran yang ia dapatkan dari program tersebut terbukti mampu meningkatkan hasil kualitas dan kuantitas produksi susu ternaknya, dari yang sebelumnya maksimal 15 liter susu per ekor sapi, kini ia berhasil menghasilkan hingga 22 liter susu per ekor sapi.
"Tidak pernah terpikirkan saya bakal ke Belanda diajak sama FFI dengan program Farmer2Farmer, mencari peternak dan pembinaan peternak. Sangat banyak ilmu yang didapat dari belajar metode yang lebih baik, metode memerah sampai kebersihan."