Suara.com - Pandemi Covid-19 menciptakan tren berlibur atau wisata sendiri di masyarakat Indonesia. Pembatasan perjalanan yang sempat diterapkan oleh pemerintah Indonesia membuat masyarakat akhirnya lebih memilih untuk liburan dengan gaya staycation atau workcation.
Staycation sederhananya ialah menginap dan menghabiskan waktu di suatu akomodasi. Sementara workcation sering didefinisikan sebagai bekerja sambil menginap di sebuah hotel atau tempat wisata.
Bahkan, Chief Marketing Officer Traveloka Shirley Lesmana staycation dan workcation diprediksi masih terus jadi liburan tahun 2022.
"Ternyata ini merupakan salah satu tren yang berkembang karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental cukup tinggi," kata Shirley dalam konferensi pers Trave10ka BDAY BASH, seperti dikutip dari ANTARA, Kamis, (24/2/2022).
Baca Juga: Mau Melahirkan di Los Angeles, Nikita Willy dan Suami Pulang ke Jakarta Tunggu Anak Siap
Sheryley menjelaskan, bahwa penerapan pembatasan dan upaya untuk meminimalkan penyebaran virus membuat staycation dipilih masyarakat untuk bisa melepas penat. Staycation dianggap masyarakat sebagai cara untuk mengambil jeda dan menyegarkan pikiran, kebutuhan di tengah hidup yang penuh aktivitas.
Ia mengungkapan bahwa pencarian staycation bahkan kini naik 10 kali lipat dibanding sebelum pandemi Covid-19.
Dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, pencarian staycation di mesin pencari kini naik 10 kali lipat. Tren lainnya yang diprediksi masih akan mewarnai 2022 adalah workcation, gabungan kata dari work dan vacation, yakni bekerja di tempat liburan.
Gaya hidup ini didorong oleh berbagai perusahaan yang menerapkan kebijakan pekerjaan yang lebih fleksibel, tak mengharuskan karyawan untuk datang ke kantor. Pekerjaan boleh dilakukan dari mana saja asalkan tugas-tugas rampung. Kebijakan seperti ini makin banyak dipraktikkan kala wabah virus corona hadir, di mana pekerja bisa bekerja dari mana saja tanpa harus ke kantor.
"Ini direspons pengguna untuk kerja di tempat lain, seperti di Bali, Bandung atau Puncak, yang diperlukan hanyalah koneksi (internet) yang baik dan workcation yang nyaman," jelas Shirley.
Baca Juga: Staycation Jadi Tren Liburan di Tengah Pandemi, Bisnis Tiket.com Homes Raih Hasil Gemilang
Kebutuhan konsumen mencari tempat staycation dan workcation yang nyaman membuahkan Holiday Stays di Traveloka pada kuartal empat tahun 2021, di mana pengguna bisa mencari akomodasi selain hotel, mulai dari resort, vila hingga glamping.
Tren staycation juga bisa dilihat di Singapura, salah satu negara tempat Traveloka memperluas operasional di negara-negara Asia Tenggara pada 2015.
"Sebelum pandemi, dominasi perjalanan ke luar negeri. Saat pandemi yang populer staycation. Tahun lalu staycation jadi primadona saat orang butuh refreshing," jelas Shirley.
Secara garis besar, tempat-tempat populer yang dicari pengguna di Asia Tenggara adalah destinasi berbasis alam seperti gunung atau pantai karena orang-orang ingin mencari hiburan setelah terkungkung melakukan semua aktivitas di rumah saja.