Suara.com - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, anak-anak sering dikenalkan dengan cerita fabel yang bersifat fantasi, namun mudah dicerna jalan ceritanya oleh anak.
Salah satu contoh cerita fabel yang sudah terkenal yaitu Timun Mas dan Raksasa; Asal Usul Danau Toba; Kancil dan Buaya; dan sebagainya.
Namun sebenarnya apa sih cerita fabel itu?
Mengutip Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Rabu (16/2/2022) secara etimologis kata fabel berasal dari bahasa latin fabulat.
Baca Juga: Duh, Rumah Fina Tiza eks Istri Mike D'Bagindas Digeruduk Ojol Gegara Berkata Kasar
Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia.
Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral atau tingkah laku.
Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.
Struktur Cerita Fabel
Struktur teks cerita fabel tersusun secara berurutan. Tidak boleh diacak, misalnya resolusi diletakkan pada awal cerita atau orientasi diletakkan pada akhir cerita.
- Orientasi, yaitu bagian awal cerita berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu.
- Komplikasi, yaitu konflik atau permasalahan yang dihadapi antara satu tokoh dengan tokoh lain sampai menuju klimaks.
- Resolusi, yaitu bagian yang menunjukan pemecahan dari masalah yang dihadapi oleh sang tokoh. Persoalan sudah mulai ada jalan keluarnya.
- Koda, yaitu bagian akhir cerita fabel. Koda berisi perubahan sikap yang terjadi pada tokoh dan pelajaran atau hikmah yang dapat dipetik dari cerita tersebut.
Unsur Kebahasaan Cerita Fabel
Ada dua unsur kebahasaan, yaitu kata hubung (konjungsi) dan kata ganti orang. Kita pelajari yang pertama, yaitu kata hubung (konjungsi).
Baca Juga: Viral Sender Cerita Dikepung Tetangga Jahat, Dari Tukang Mabuk sampai Nuduh Bikin Keguguran
1. Kata Hubung (konjungsi) yang digunakan pada teks cerita fabel konjungsi pengurutan, seperti sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya,setelah itu, atau akhirnya.
2. Unsur kebahasaan lain yang akan kita pelajari adalah penggunaan kata ganti orang.
- Kata ganti orang pertama: saya, aku, kita, kami.
- Kata ganti orang kedua: kamu, enggau, Anda, kalian.
- Kata ganti orang ketiga: Dia, ia, Santi, Arifudin, mereka.