Hobi Kuliner Western, Begini Tips Mengolah Tomahawk Steak Agar Lezat dan Juicy

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 11 Februari 2022 | 13:05 WIB
Hobi Kuliner Western, Begini Tips Mengolah Tomahawk Steak Agar Lezat dan Juicy
Hobi Kuliner Western, Begini Tips Mengolah Tomahawk Steak Agar Lezat dna Juicy. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi pecinta kuliner khas Western khusunya steak daging sapi, rasanya kurang lengkap jika kalian belum berkunjung dan menyantap hidangan tomahawk steak yang lezat di restoran The Surosowan Kota Cilegon.

Dalam keterangannya, Jumat, (11/2/2022), koki utama The Surosowan, Chef Andriawan Supriyatna, mengatakan Tomahawk merupakan salah satu signature dish yang banyak dipesan di restoran tempat ia bekerja. Ia menjelaskan, bahwa Tomahawl steam ini disajikan dalam tiga cara, yakni karbohidrat butter rice, mashed potatoe (kentang tumbuk), french fries (kentang goreng) dan ada sayuran-sayuran seperti small salad jadi sangat layak untuk dikonsumsi . 

Tidak hanya itu, Andriawan juga memaparkan cara memasak tomahawk steak yang hasilnya bisa memuaskan lidah dan sekaligus juga lezat citra rasanya.

hef Andriawan Supriyatna, koki utama The Surosowan. (Dok: Istimewa)
hef Andriawan Supriyatna, koki utama The Surosowan. (Dok: Istimewa)

“Bagi para pemula yang hobby memasak steak, biasanya akan cepat mengamati karena memasak daging steak khususnya tomahawk itu sangat mudah. Yang pertama tentunya dimulai dengan pemilihan daging sapi. Untuk daging sapi yang ketebalannya sangat baik biasanya jenis daging impor. Tapi itu kembali ke selera, karena daging sapi lokal juga enak," kata dia.

Baca Juga: Promo Hari Ibu, Makan Steak di Sini Dapat Diskon!

Ia menyarankan untuk mencari daging di pasaran ternakan yang memakan pakan ternak rumput ketimbang memilih sapu yang mengonsumsi makanan campuran olahan. Menurutnya, sapi yang memakan rumput lebih organik.

"Pastikan daging itu secara teksturnya segar, masih ada sedikit tetesan darahnya. Setelah kita memilih bagian rib eye (bagian daging sekitar tulang iga), proses selanjutnya adalah seasoning yakni membumbui dengan garam dan merica hitam yang sudah digeprak kasar di wajan panas tanpa minyak," kata dia, 

Kemudian dagingnya dibakar dibanting-banting secara dua sisi yang merata dengan memegang tulangnya. Biasanya disini Andriawan menyajikan tomahawk seberat 500 sampai dengan 700 gram (termasuk dengan tulangnya).

"Butuh waktu proses memasak sekitar 30 menit dengan tingkat kematangan medium, sedangkan untuk medium well (tingkat kematangan 80%) dan well done (sudah matang) bisa memakan waktu selama 45 menit," kata Andriawa.

Setelah di-grill, daging dimasukan ke oven dengan suhu diatas 250-300 derajat selama 3 menit untuk tingkat kematangan medium. Sedangkan untuk medium well diperlukan waktu 4 menit dan yang matang sekali sekitar 5-8 menit dengan suhu derajat yang sama.

Baca Juga: Tips Pilih Hard Disk yang Tepat untuk Setiap Kebutuhan

Setelah proses oven selesai saya kemudian memotong dan plating (menata makanan) secara langsung didepan tamu, biasanya ini merupakan momen sakral yang ditunggu dan kadang sering diabadikan untuk melihat proses finishing-nya. 

“Untuk bumbu sausnya, biasanya ada tiga jenis varian yakni barbeque sauce, black pepper sauce dan mushroom sauce. Pelanggan kami disini lebih banyak condong memilih jenis black pepper sauce dengan tingkat kematangan medium well. Biasanya di Amerika dan eropa jika kita menyantap steak, minuman penyertanya lebih ke red wine. Kombinasi makanan dan minuman tersebut juga sangat baik untuk menjaga imun kita,” lanjut pria yang kerap disapa Andrey Moreez tersebut.

Sebagai penutup, lelaki kelahiran Kota Bandung 19 November yang juga pernah berkarir sebagai juru masak di salah satu hotel ternama di ibukota menyarankan agar jangan takut untuk berekperimen saat memulai belajar memasak karena skill dan keahlian juru masak seseorang itu pastinya berbeda-beda dan memiliki keunggulan tersendiri.

“Filosofi memasak tentunya sederhana, dimulai dari rasa cinta dan kesukaan kita terhadap kuliner. Kemudian kita harus disiplin untuk praktek memasak. Awalnya saya fokus di western cuisine saja, tapi seiring dengan waktu saya terus belajar mengasah diri memasak jenis makanan middle east, eropa dan asia lainnya. Jadi jangan takut untuk terus menggali potensi dalam diri anda,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI