5 Jenis Minyak Sayur yang Dijual di Pasaran, Nomor 3 Diklaim Cocok untuk Diet

Arendya Nariswari Suara.Com
Jum'at, 11 Februari 2022 | 11:25 WIB
5 Jenis Minyak Sayur yang Dijual di Pasaran, Nomor 3 Diklaim Cocok untuk Diet
Ilustrasi minyak zaitun [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang Indonesia banyak yang merasa kurang afdol kalau belum mengolah makanan menggunakan minyak goreng atau minyak sayur.

Di Indonesia sendiri, minyak goreng kebanyakan berasal dari bahan dasar berupa kelapa sawit. Sebagian besar bahkan sempat diekspor ke sejumlah negara.

Mudah didapat dan harganya tergolong lebih murah, meskipun belakangan sempat melonjak, minyak goreng hingga kekinian masih banyak digunakan.

Tapi, Anda wajib tahu bahaya makanan yang terlalu banyak digoreng tentu kurang baik untuk kesehatan.

Baca Juga: 5 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi Selain Susu, Kamu Harus Tahu!

Terlebih, dihimpun dari Yukepo--Jaringan Suara.com, minyak kelapa sawit ini memiliki kandungan lemak jenuh tinggi dan kolesterol.

Sebenarnya banyak lo, alternatif minyak sayur lebih sehat lainnya yang bisa dicoba, beberapa bahkan diklaim lebih menyehatkan. Yuk simak, daftarnya berikut ini.

1. Minyak Canola

Minyak sehat berikutnya adalah canola yang terbuat dari ekstrak bunga canola yang punya kandungan omega 3 dan omega 6. Ia juga rendah lemak jenuh serta kaya vitamin E dan K, antioksidan, dan monounsaturated fat.

Meski diklaim lebih sehat, bahan baku minyak canola ternyata tanaman yang sudah dimodifikasi secara genetik agar proses reproduksinya lebih cepat dan kualitasnya lebih baik. Hal ini membuat beberapa pihak menganggap minyak canola tidak ethical. Kandungan lemak jenuhnya juga dianggap berbahaya karena merupakan hasil dari proses buatan, bukan alami.

Baca Juga: Monitoring Harga Minyak Goreng, Kepala Disdag Balikpapan Arzaedi Rachman Sebut Masih Ada yang Belum Turunkan Harga

2. Minyak Biji Bunga Matahari

Minyak biji bunga matahari juga kaya akan omega 6 serta lemak tak jenuh. Oil ini tidak mengandung kolesterol dan sodium, sehingga cukup aman untuk darah. Sayangnya, ia tidak mengandung omega 3. Konsumsi omega 6 dan omega 3 yang tidak seimbang bisa menimbulkan dampak lain bagi kesehatan seperti inflamasi dan kerusakan sel.

3. Minyak Zaitun

Semua minyak zaitun yang beredar di Indonesia sudah pasti produk impor. Itu karena pohon zaitun hanya bisa tumbuh di kawasan Mediterania atau Eropa Selatan, yaitu Spanyol, Italia, dan Yunani. Sama dengan minyak kelapa, olive oil juga dibagi jadi dua tipe refined dan virgin. Yang refined berwarna lebih bening dan biasanya cocok dipakai untuk memasak atau menumis.

Sementara virgin olive oil (VOO) berwarna lebih pekat dan tidak tahan panas. Sifatnya ini membuat VOO lebih cocok dimakan langsung sebagai suplemen atau dijadikan dressing untuk salad. Aroma dan rasa minyak zaitun cukup khas. Aromanya sedikit wangi, tetapi sebenarnya rasanya hambar saat diminum langsung. Uniknya jika menggunakan versi refined untuk menumis, rasa makanan pun akan lebih gurih dan sedap.

Minyak zaitun bisa sih kamu pakai untuk menggoreng, tetapi lebih sering dipakai untuk tumisan. Maklum harganya tergolong mahal, guys. Minyak ini dipercaya sebagai superfood karena kaya omega 3 dan 6 dengan lemak jenuh yang sangat rendah. Ia juga kaya antioksidan dan mengandung monounsaturated fat yang dipercaya mampu mencegah penyumbatan pembuluh darah. Minyak zaitun juga aman untuk orang yang sedang berusaha mengurangi berat badan.

4. Minyak Kelapa

Sebelum sawit merajalela seperti sekarang, minyak kelapa pernah mendominasi pasar Indonesia di masa. Mungkin karena kalah harga alias lebih mahal, minyak kelapa mulai ditinggalkan. Minyak kelapa yang masih beredar di pasar lokal merupakan minyak kelapa jenis refined yang cocok untuk kebutuhan masak dan menggoreng.

Diproses dari daging kelapa yang dikeringkan dan dibiarkan beberapa waktu, kemudian diproses dengan suhu tinggi sehingga menghasilkan minyak yang bening dan tanpa rasa. Sementara virgin coconut oil (VCO) dibuat dari daging kelapa segar yang dikeringkan sebentar dan diproses tanpa suling. Bentuknya akan menyerupai gel berwarna putih yang rasa dan bau kelapanya masih cukup kuat.

VCO cocok untuk campuran makanan segar, dimakan langsung sebagai suplemen kesehatan atau sebagai skincare. VCO dibanderol dengan harga yang lebih mahal dan dipercaya masih punya kandungan polifenol dan antioksidan yang tinggi dibandingkan versi refined. Tak heran harganya lebih tinggi.

Minyak kelapa refined secara nutrisi tidak jauh beda dari minyak kelapa sawit. Sama-sama kaya kandungan lemak jenuh dan bisa meningkatkan kolesterol jahat. Mereka juga sama-sama mengandung vitamin E dan K. Bedanya, minyak kelapa punya kandungan mineral seperti kalsium dan zat besi yang tidak dimiliki minyak sawit.

5. Minyak jagung

Minyak ini cocok untuk segala macam fungsi, baik dimasak dengan suhu tinggi atau dijadikan dressing salad rasanya sama-sama enak. Minyak jagung juga lebih rendah lemak dan kolesterol, tetapi lagi-lagi kandungan omega 3 dan 6 di dalamnya tidak seimbang. Hal ini bisa berdampak jangka panjang. Kandungan omega 6 yang berlebih tanpa omega 3 terbukti bisa menimbulkan masalah penyakit mental seperti alzheimer dan penyakit kronis lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI