Suara.com - Pandemi yang mempercepat perkembangan teknologi, membuat beberapa profesi banyak dicari dan diminati, di antaranya adalah data analyst dan data scientist.
Hal ini tercermin dari laporan The Future of Jobs oleh World Economic Forum (WEF), yang memperkirakan di 2025 mendatang, akan ada 97 juta profesi baru akan muncul di berbagai sektor industri. Tren digitalisasi, seperti implementasi cloud computing, big data, dan e-commerce, juga akan terus berlanjut dan menjadi prioritas di dunia kerja.
Dalam laporan tersebut, World Economic Forum turut mencantumkan Data Analyst dan Data Scientist di peringkat nomor satu pekerjaan yang paling dicari di masa depan.
Meski terkesan sama, profesi data analyst dan data scientist berbeda dan punya deskripsi hingga cara kerjanya masing-masing.
Baca Juga: 5 Profesi Anak Muda Kreatif yang Kekinian Banget, Tertarik Mencoba?
Jadi, mana yang lebih baik, data analyst atau data scientist? Berikut ini tips yang sebaiknya diperhatikan sebelum memilih, mengutip Ruang Guru.
1. Pilih Sesuai Minat dan Kemampuan
Jika kamu lebih suka berkutat dengan angka dan statistik, profesi data analyst akan lebih cocok untukmu. Seorang data analyst bertugas mencari, menganalisis, dan mengomunikasikan data mengenai tren, pola, dan insight yang berguna untuk proses pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Kemampuan lain yang penting untuk dimiliki adalah teknik visualisasi data dan komunikasi efektif agar dapat mempresentasikan hasil analisis data dengan baik.
Di sisi lain, seorang data scientist lebih berfokus pada merancang dan membangun proses atau program untuk keperluan pengumpulan data dan data modeling.
Data scientist juga perlu membuat prediksi tren untuk membantu perusahaan menyusun strategi bisnis. Maka, kemampuan ilmu komputer dan bisnis sangat diperlukan dalam profesi ini.
2. Pertimbangkan Latar Belakang Pendidikan
Untuk menjadi data analyst, umumnya memerlukan gelar sarjana di bidang STEM seperti matematika, statistik, teknik, atau sistem informatika.
Tapi, profesi data scientist memerlukan lebih banyak kemampuan teknis yang spesifik seperti kemampuan programming, machine learning, data mining, dan data modeling, sehingga pendidikan lebih tinggi diperlukan untuk posisi ini.
Guna meningkatkan peluang sukses sebagai seorang data scientist, diperlukan pendidikan S2 di bidang ilmu komputer atau ilmu data.
3. Riset Gaji dan Jenjang Karir
Tingkat pengalaman dan kualifikasi yang diperlukan data analyst dan data scientist cukup berbeda, dan hal ini mempengaruhi kompensasi dan jenjang karir dalam dua profesi tersebut.
Menurut “Laporan Tren dan Gaji Pekerja Digital Indonesia 2021” oleh Glints, rata-rata gaji seorang data analyst di Indonesia berkisar 10 hingga 24 juta rupiah.
Sedangkan data scientist yang umumnya dianggap sebagai peran yang lebih senior, memiliki kisaran gaji lebih tinggi yaitu 10 hingga 27 juta rupiah.
Secara jenjang karir, data analyst yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun punya kesempatan untuk mengembangkan karir menjadi seorang developer.
Sedangkan data scientist berpeluang untuk menduduki peran senior seperti data architect atau data engineer.