Generasi Milenial dan Gen Z Ternyata Payah Dalam Manajemen Keuangan

Jum'at, 28 Januari 2022 | 08:19 WIB
Generasi Milenial dan Gen Z Ternyata Payah Dalam Manajemen Keuangan
Ilustrasi Manajemen Keuangan.[Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Generasi milenial dan gen Z sering dikatakan memiliki kemampuan manajemen keuangan yang payah akibat gaya hidup yang cenderung lebih boros, sulit menabung, serta tidak terlalu mempedulikan investasi untuk kebutuhan mendatang.

Investment storyteller, Felicia Putri Tjiasaka, mengungkap ada beberapa faktor yang membuat kaum milenial dan gen Z ini boros dan sulit menabung, seperti akses internet yang memperbolehkan kita melihat dunia yang lebih luas dan juga e-commerce yang mendemokratisasi pembelian barang antar kota, provinsi, dan bahkan negara.

"Dengan dua kemudahan ini, milenial dan gen Z cenderung lebih banyak mau dan kemudian boros. Belum lagi tren seperti FOMO (Fear of Missing Out), YOLO (You Only Live Once) yang marak di media sosial," jelas dia dalam peluncuran Sampoerna Mobile Banking oleh Bank Sahabat Sampoerna, Kamis (27/1/2022).

Selain itu, tantangan menjadi generasi sandwich, yang harus menanggung hidup orang tua, diri sendiri, dan anak atau adik-adik, juga kerap membelenggu banyak generasi milenial dan gen Z.

Baca Juga: 5 Kesalahan Manajemen Keuangan Generasi Milenial, Kamu Termasuk yang Mana?

Di satu sisi, para generasi muda ini cenderung lebih paham dan teredukasi dengan investasi terkini. Namun, mereka lebih sulit mengatur mindset dan psikologis terkait tren seperti FOMO dan YOLO, jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

“Mungkin karena faktor usia yang masih muda dan belum melewati banyak krisis ekonomi. Oleh karena itu, Gen Z dan Milenial perlu belajar menahan diri terhadap godaan sesaat, memperbaiki mindset investasi dengan menghargai proses dan juga belajar untuk konsisten," ungkap Felicia.

Salah satu cara untuk memastikan keuangan yang sehat serta masa depan finansial aman adalah dengan dengan hidup secukupnya, membuat anggaran harian, bulanan, dan tentunya memiliki tabungan plus dana darurat.

Seperti yang dilakukan pelaku gaya hidup minimalis, Olga Agata, yang menyampaikan manfaat dari yang ia sebut sebagai mindful living.

"Gaya hidup minimalis menurut saya bukan serta merta tentang memakai baju warna monokrom dan memiliki sedikit barang. Lebih dari itu, perlu kesadaran untuk mengenal kebutuhan diri sendiri, melepas keterikatan yang tidak diperlukan dan “hadir” dalam setiap pengambilan keputusan," ujar dia.

Baca Juga: 3 Alasan Pentingnya Melek Keuangan, Gaji Kamu Jadi Tak Habis Sia-sia!

Dengan begitu, lanjut Olga, setiap pengeluaran menjadi lebih bijaksana dan setiap pemasukan senantiasa memberikan rasa cukup. Dengan rasa cukup, kita jadi tidak mudah merasa iri dengan kehidupan orang lain yang kita lihat dari media sosial.

Berkomentar mengenai tema yang diangkat dalam talk show, Henky Saputra, Finance & Business Planning Director, Bank Sampoerna, menekankan pentingnya hidup terencana, khususnya di tengah pandemi seperti saat ini.

"Memiliki tabungan dan hidup hemat saat ini semakin terasa. Kami ingin membantu menyiapkan generasi milenial sebagai penggerak perkonomian di masa depan dengan memperkenalkan mereka kepada gaya hidup minimalis sebagai salah satu cara untuk belajar bijak dalam pengeluaran dan mengelola keuangan mereka tanpa perlu merasa takut ketinggalan tren," ungkap Henky.

Pola pikir ini, lanjut dia, diharapkan dapat meminimalisir risiko finansial mereka akibat situasi ekonomi yang dapat memburuk kapan saja dan secara mendadak pada masa mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI