Suara.com - Indonesia merupakan negara yang masuk dalam Group of Twenty (G20), atau kelompok Duapuluh yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian terbesar di dunia ditambah anggota Uni Eropa.
Sementara Values 20 atau V20 adalah komunitas global yang terdiri dari para pakar dan praktisi dengan perhatian pada nilai-nilai yang hidup di masyarakat guna memberikan masukan pada untuk memperkuat penyusunan kebijakan multilateral.
Pada 20 dan 21 Oktober 2022 nanti, Bali akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan V20 2022, dengan menggandeng organisasi Nenilai sebagai penyelenggara.
Nenilai sendiri merupakan sebuah gerakan yang diprakarsai dan digagas oleh Dayalima Abisatya bersama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia atau BAPPENAS, Indika Energy, Pantarei Communications dan Stoik Trisula.
Baca Juga: Basarnas Cek Kesiapan Alut Untuk KTT G20 di Bali
"Dengan menjadi tuan rumah penyelenggara V20 Summit 2022, kami berharap dapat memperluas keterlibatan dan menghadirkan contoh nyata penerapan nilai untuk transformasi Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju dan memainkan peran penting dalam kontribusi global", kata Staf Ahli Menteri BAPPENAS Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Dr Vivi Yulaswati.
Pada tahun sebelumnya, Nenilai telah melakukan sebuah Survei Nilai Nasional kepada 50.542 responden yang berusia minimum 15 tahun, dari seluruh Indonesia. Survei daring ini dilakukan sebagai proses identifikasi atas nilai-nilai hidup yang dianggap penting secara individual maupun bersama secara bersama.
Berkat keberhasilan pelaksanaan survei itulah, V20 mempercayai Nenilai menjadi Komite Penyelenggara V20 2022 di Indonesia, yang bertempat di Bali pada tanggal 20 dan 21 Oktober 2022.
V20 2022 sendiri akan mengusung tema Values at the Center. Dikatakan V20 2022 Co-Sherpa, Alissa Wahid, penting bagi masyarakat untuk memiliki kesadaran nilai-nilai dan budaya untuk kemudian dihidupkan bersama.
"Pemahaman atas nilai-nilai dapat memberikan ruang refleksi yang penting bagi kita. Lebih jauh, masih ada nilai yang menghambat kemajuan yang tergambar dari tingginya tingkat entropi di masyarakat. Kita perlu bersungguh-sungguh melakukan rekayasa sosial untuk terus bergerak maju menyongsong peluang bonus demografi dan 100 tahun Indonesia," kata Alissa dikutip dari siaran pers Nenilai, Kamis (27/1/2022).
Baca Juga: Tipat Blayag, Kuliner Khas Bali Berbumbu Base Genep yang Sulit Ditolak
Pada awal pembentukan V20 bertujuan untuk memajukan pendekatan yang berpusat pada manusia terhadap kebijakan publik yang berpusat pada peningkatan nilai-nilai individu sebagai sarana untuk menemukan solusi baru untuk masalah paling mendesak saat ini.
Dalam mengejar tujuan tersebut, V20 berusaha menunjukkan bagaimana nilai memainkan peran penting dalam mencapai tujuan kebijakan G20 dan mewujudkan Agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran akan peran sistemik nilai, mengapa dan bagaimana nilai muncul dari proses, institusi, dan struktur, kami dapat secara substansial meningkatkan koherensi, efektivitas, dan umur panjang terhadap sebuah kebijakan," jelas Dr Mandeep Rai, V20 Founding Group.
Acara sendiri akan diisi oleh banyak pembicara dalam dan luar negeri seperti Dr Mandeep Rai selaku V20 Founding Group sekaligus International Best Selling Author, Arsjad Rasjid dari KADIN, hingga Profesor Makarim Wibisono.