Sempat Dilanda Kebakaran, Begini Cerita Petani Kopi di Kalbar Bangkit

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 27 Januari 2022 | 13:30 WIB
Sempat Dilanda Kebakaran, Begini Cerita Petani Kopi di Kalbar Bangkit
Ilustrasi kopi. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Desa Sumber Agung yang berlokasi di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) terkenal sebagai salah satu daeerah penghasil kopi terbaik di Indonesia. Kebakaran hutan tahun 2015 lalu membuat ratusan hektare lahan petani rusak parah.

"Sebagai salah satu kawasan penghasil kopi terbaik di Kalbar, lahan seluas 500 hektare yang didominasi tanaman kopi hangus terbakar. Ribuan petani sempat patah semangat kala itu," ujar Kepala Desa Sumber Agung Arifin Noor Aziz dalam keterangannya, Kamis, (27/01/2022).

Arifin juga mengatakan, sejak tahun 1999 Desa Sumber Agung pernah berjaya sebagai penghasil kopi terbesar di Kabupaten Kubu Raya Kalbar.

Arifin yang juga sebagai pelaku pertanian kopi di desanya mengungkapkan perlunya kerja keras dan kerja cerdas dalam membangkitkan kembali semangat para petani kopi di desanya. "Dua tahun kami berjibaku mengelola lahan yang rusak dan jumlah komoditi yang menurun drastis," Terangnya.

Baca Juga: 5 Arti Mimpi Membuat Kopi: dari Pindah Tempat Tinggal Sampai Ada Masalah Keuangan

Ilustrasi Kopi. (pexels)
Ilustrasi Kopi. (pexels)

Hingga pada akhir tahun 2017, para petani Desa Sumber Agung mendapatkan angin segar untuk terus berproduksi dan kembali meningkatkan perekonomiannya melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT Daya Tani Kalbar, yang merupakan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.

“Kami membangun komunikasi dengan PT Daya Tani Kalbar, yang akhirnya menjadikan program pemberdayaan masyarakat. Dari areal yang terbakar, kami bisa menghijaukan kembali dan revegetasi tanaman-tanaman produktif. Konsep kolaborasinya bukan hanya pencegahan, tapi peningkatan ekonomi, seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Masyarakat Peduli Api (MPA),” ucapnya.

Dari program DMPA, para petani dibina untuk mengelola lahan yang ditanam bibit kopi. Lalu, dari 500 hektare lahan yang terbakar, ada sekitar 50 hektare yang dirawat masyarakat untuk kembali ditanam dengan model tumpang sari, sehingga tidak fokus bibit kopi saja.

“Kami tidak susah untuk menemukan potensi komoditi utama, sehingga program ini tinggal dikembangkan dan develop ekonomi. Yang juga sejalan dengan APP Sinar Mas, terkait penanganan karhutla, ekologi dan lainnya,” Dito Cahya Renaldi, Social Impact & Community Development PT Daya Tani Kalbar.

Dari program DMPA yang sudah beberapa tahun berjalan, perekonomian masyarakat di Desa Sumber Agung sangat terbantu. Terutama pengembangan dari komoditi yang belum tergarap dengan baik, kini sudah lebih dikembangkan.

Baca Juga: Diduga Jadi Lapak Open BO, Pedagang Kopi Depan Stadion Ditertibkan

“Kita mengelola pengembangan kopi, madu kelulut dan mendukung DMPA Mart, yang menjadi Bumdes di Desa Sumber Agung,” ucapnya.

Dari Bumdes tersebut, bubuk kopi khas Sumber Agung dibantu pendistribusiannya ke pasar lokal di Kalbar, hingga tembus ke Jakarta dan Jawa Tengah. Dalam sebulan, mereka bisa memasarkan sekitar 100 kg kopi per bulannya dan madu kelulut hingga 50-100 kg per bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI