Tips Pakar Keuangan Jika Dapat Rezeki Nomplok dari Warisan atau Jual Tanah Seperti Warga Tuban

Rabu, 26 Januari 2022 | 19:44 WIB
Tips Pakar Keuangan Jika Dapat Rezeki Nomplok dari Warisan atau Jual Tanah Seperti Warga Tuban
Ilustrasi rezeki nomplok. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu lalu, ramai berita warga Tuban, Jawa Tengah, yang dapat rezeki nomplok setelah menjual tanah ke Pertamina, dengan nilai uang mencapai Rp 2,5 miliar.

Melihat hal tersebut, pakar keuangan dari Finansialku.com, Rista Zwestika Reni, mengatakan ada beberapa alternatif solusi passive income saat mendapatkan pemasukan dalam jumlah banyak.

Passive income adalah pendapatan yang diperoleh saat orang tersebut tidak terlibat secara langsung dalam usaha tersebut.

Passive income ini bisa jadi salah satu solusi saat tidak punya penghasilan tapi di saat bersamaan memiliki dana yang cukup besar, entah dari jual tanah atau mendapatkan warisan.

Baca Juga: Niat Mancing di Sungai, Pemancing Malah Dapat Rezeki Nomplok: Ternyata Bukan Ikan

"Sebenarnya kalau passive income itu ada beberapa, apakah orang bekerja untuk kita, atau alat bekerja untuk kita, atau uang itu sendiri yang bekerja untuk kita," ujar Rista saat dihubungi suara.com, Rabu (26/1/2021).

Rista mengakui, agar passive income bisa menutupi kebutuhan sehari-hari, dana yang dikeluarkan untuk investasi harus lebih besar.

Sehingga dalam menentukan passive income, harus melakukan diversifikasi atau memilih peluang dari berbagai produk dan jasa yang bisa dimanfaatkan.

"Contoh misalnya jadi investor, ada franchise menanam modal di sana, kita dapat pembagian setiap bulannya, itu juga bisa passive income," tutur Rista.

"Lalu kemudian misalnya, uangnya mau diinvestasikan di tanah, tanah disewakan itu juga bisa," sambungnya.

Baca Juga: Angkut Dua Anaknya Pakai Gerobak, Ibu Pemulung Ketiban Rezeki Sekantong Uang

Selain itu, ada juga investasi dalam bentuk saham. Tapi yang perlu diketahui, saham bisa mengalami fluktuasi yang sangat tajam setiap bulannya, sehingga kerap tidak bisa dijadikan sebagai penghasilan rutin tapi untuk puluhan tahun mendatang.

"Tapi keuntungannya adalah deviden per tahun, jadi saham nggak bisa bantu kita dapetin pendapatan setiap bulannya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI