Suara.com - Kabar mengenai pencopotan gelar kebangsawanan dan gelar militer Pangeran Andrew telah sampai ke telinga pasangan Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Meski tinggal jauh melintasi benua, namun kabar burung menyebut bahwa Harry dan Meghan 'merasa malu' dengan skandal yang menimpa paman mereka.
Saat ini Pangeran Andrew tengah tersandung kasus pelecehan seksual terhadap perempuan bernama Virgina Roberts Giuffre. Meski telah dibantah berkali-kali, namun bukti kuat adanya kasus pelecehan tersebut membuat Andrew harus kehilangan gelar bangsawan dan militernya.
Dikutip dari New Idea, Selasa (25/1/2022), Harry dan Meghan disebut marah karena membutuhkan waktu cukup lama bagi Istana Buckingham untuk mencabut gelar bangsawan Andrew, anak ketiga Ratu Elizabeth II tersebut.

Padahal, Harry dan Meghan hanya membutuhkan waktu beberapa minggu saja untuk kehilangan gelar bangsawan 'hanya karena' memutuskan mundur dari anggota senior Kerajaan Inggris.
Belum lama ini, jurnalis Omid Scobie yang sering dijuluki 'jubir Meghan' semakin membuat ramai pegiat rumor kerajaan setelah membandingkan nasib Andrew dengan nasib Harry.
Dalam sebuah kolom opini, penulis buku Finding Freedom itu menulis bahwa gelar Andrew dicopot karena semata-mata adanya ancaman citra dan bisnis, sementara pencopotan gelar Harry dan Meghan murni karena dipanas-panasi saja.
"Bagi publik yang menonton saga ini, lingkaran perlindungan di sekitar Andrew membingungkan, terutama ketika Anda membandingkan perlakuan kepada Pangeran Harry, yang entah kalian suka atau tidak, hanya (karena alasan) ingin keluar dari lingkungan yang tidak sehat," tulis Scobie.
Omid Scobie juga menulis bagaimana Harry dan Meghan tak mendapat dukungan simpatik dari pihak istana. Sebaliknya, secara terbuka, mereka selalu diseret ke atas bara.
Baca Juga: Bangun Kerajaan Bisnis, Pangeran Harry dan Meghan Markle Dirikan Sejumlah Usaha Hiburan
"Tidak ada dukungan simpatik di balik tembok istana untuk Duke of Sussex. Sebaliknya, dia secara terbuka diseret ke atas bara, dan dilucuti setiap pencapaian dan hak istimewa kerajaannya sebelum menginjakkan satu kaki ke luar negeri."