Suara.com - Terkenal karena keindahan tampilannya, kekuatan strukturnya, dan ketahanannya dengan perubahan cuaca, dinding batu alam telah menjadi satu fitur untuk eksterior dan interior rumah yang digemari untuk berbagai keperluan.
Terutama untuk hunian yang mengusung gaya desain modern tropis, dengan mengadopsi gaya villa atau resort yang seringkali menampilkan dinding batu alam sebagai salah satu daya tariknya.
Penggunaan batu alam untuk melapisi dinding diterapkan pada berbagai bagian area hunian. Sebagai dinding kolam renang, dinding teras depan di area pintu masuk, dinding taman, dinding kolam ikan, sampai dinding bagian dalam rumah seperti di ruang makan, ruang keluarga, bahkan kamar tidur.
Batu yang digunakan pun bukan sembarang batu. Batu yang digunakan biasanya merupakan batu alam yang sudah terbukti sebagai material untuk bangunan. Misalnya batu andesit, batu candi, batu palimanan, batu sabak, hingga marmer dan granit yang masih dikategorikan sebagai batu alam.
Baca Juga: 5 Ide Kreatif Menghias Sudut Ruangan Agar Fungsional dan Estetik
Selain memberikan tampilan yang menawan dengan warna dan tekstur yang ditimbulkan, anggapan bahwa dinding batu alam ini kuat dan tahan lama memang benar. Dengan catatan, dinding batu alam senantiasa dirawat secara rutin.
Supaya tidak berlumut, berjamur, rapuh, dan menyebabkan batu pecah atau lepas, Dekoruma sudah merangkum lima cara untuk merawat dinding batu alam agar selalu awet dan tampak mengilap seperti baru. Simak sampai habis, ya!
1. Jaga Kebersihan dan Kilaunya dengan Coating
Batu alam memiliki pori-pori yang bisa menyerap air dan berpengaruh pada kelembapan dinding. Batu alam seperti batu palimanan, batu paras jogja, atau batu kapur punya pori-pori besar yang membuatnya lebih rentan untuk menjadi lembap dan memicu tumbuhnya jamur dan lumut yang bisa memengaruhi kekuatan dinding.
Maka dari itu, memberikan coating atau pelapis khusus dinding batu alam wajib dilakukan. Bahkan juga untuk batu-batu yang pori-porinya lebih kecil seperti andesit, candi, atau granit.
Coating ini merupakan cairan khusus dari acrylic resin yang selain mampu mengurangi kelembapan batu, juga menjaga batu alam tetap berkilau, dan bebas dari kotoran seperti debu.
Baca Juga: 5 Inspirasi Ruangan Warna Netral yang Cocok Dipadukan Berbagai Warna
2. Rutin Melakukan Pengecekan dan Perawatan Setiap Enam Bulan
Idealnya, Anda perlu melakukan pengecekan dan perawatan setiap enam bulan sekali. Secara kasat mata, tanda dinding batu alam harus dibersihkan adalah ketika jamur dan lumut mulai tampak pada dinding. Untuk membersihkannya, gunakan air dan sabun yang memiliki PH netral.
Dengan begitu, batu alam tidak akan menguning atau malah rusak karena terkena cairan kimia yang keras atau asam. Penting juga untuk selalu menggunakan sikat berbulu halus agar tidak menggores batu alam.
Setelah dibilas dengan air, segera keringkan dengan lap atau handuk yang halus untuk mencegah dinding batu alam menjadi lembap karena sisa-sisa air yang tertinggal.
3. Pasang Kembali Batu yang Terlepas
Terkadang serpihan batu alam yang sudah lama tidak dirawat atau dibersihkan bisa saja terlepas dari dinding. Bila hal tersebut terjadi, segera pasang kembali supaya pecahannya tidak hilang atau rusak. Namun sebelum itu, sesuaikan proses pemasangannya kembali dengan jenis batu alam.
Untuk batu kapur atau batu alam lain yang berpori besar, rendam dulu batu di dalam air sebelum dipasang. Batu yang direndam justru akan punya daya rekat yang lebih kuat dibandingkan batu yang tidak direndam air.
Kemudian, untuk batu yang sifatnya lebih keras dan berat, perlu menggunakan kawat di bagian belakangnya untuk memperkuat batu alam saat dipasang di bidang pemasangan.
4. Pastikan Dinding Batu Alam dalam Keadaan Kering
Semua batu alam pada dasarnya memiliki pori-pori dan celah ketika dipasang di dinding. Selain melindungi batu dari sinar matahari langsung agar tidak cepat luntur, menjaga dinding batu alam selalu dalam keadaan kering juga penting untuk dilakukan.
Dinding batu alam yang basah akan membuatnya lembap. Ini akan menjadi suasana yang membuat jamur dan lumut tumbuh cepat. Kotoran juga jadi lebih mudah menempel ketika dinding berada dalam keadaan basah atau lembap.
Bila dinding batu alam berada di area yang rentan basah seperti kolam ikan, kolam renang, atau fasad rumah, pastikan untuk selalu mengeringkannya ketika dirasa terlalu lembap dan basah.
5. Sesuaikan Batu Alam dengan Posisi dan Cuaca
Cara yang satu ini bisa dibilang bukan tentang perawatan dinding batu alam, tetapi cara untuk memilih batu alam yang sesuai dengan posisinya di rumah. Dengan mengetahui posisi dan cuaca di lingkungan rumah, Anda bisa menentukan metode perawatan seperti apa yang sesuai untuk dinding batu alam.
Untuk batu alam di luar rumah yang sering terkena sinar matahari dan hujan, gunakan batu alam yang keras dan berpori-pori kecil seperti andesit, sandstone, atau granit.
Sementara itu, untuk batu alam di dalam ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang optimal dan tidak terlalu berpengaruh pada perubahan cuaca, Anda bisa memasang batu-batu alam seperti limestone, batu sabak, atau batu palimanan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, dinding batu alam akan selalu awet dan tidak mudah rusak. Anda pun tidak perlu repot mengganti atau merenovasi dinding batu alam apabila melakukan perawatan rutin.
Artikel Terkait:
11 Kreasi Desain Keramik Batu Alam untuk Interior Rumah
Kenali Karakter Menarik 9 Jenis Material Dinding Batu Alam Ini!
Mengintip Cantiknya 5 Desain Hunian dengan Batu Alam Andesit
Published by Dekoruma |