Suara.com - Sempat heboh beberapa waktu lalu hasil riset Microsoft yang menyatakan netizen Indonesia termasuk paling tidak sopan sepanjang 2020. Hal ini sesuai dengan temuan riset terbaru Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), yang menemukan sepanjang 2021 adanya penurunan digital ethics atau etika digital masyarakat Indonesia dibandingkan tahun 2020.
Digital ethics ini meliputi etika di ruang digital termasuk di media sosial, seperti komentar negatif, melindungi privasi orang lain, hingga membagikan informasi dari akun gosip.
"Ini perlu menjadi perhatian karena nilainya turun dibandingkan tahun lalu, kalau kita lihat digital ethics cenderung turun dibandingkan tahun lalu," ujar Panel Ahli Katadata Insight Center, Mulya Amri dalam acara Gerakan Nasional Literasi Digital di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2022).
Dari riset Kominfo yang bekerjasama dengan Katadata Insight Centre ini didapatkan pilar literasi digital, kategori digital ethics 2021 berada di angka 3,53, menurun dari 2020 yang ada di angka 3,72.
Baca Juga: Tak Punya Uang, Kisah Bocah Ini Cari Warung Makan Gratis di Google Maps Jadi Viral
Potret ini dinilai cukup ironis di saat digital culture atau budaya menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari, sudah meningkat dratis dari 3,55 di 2020 menjadi 3,90 di 2021.
"Di saat kebiasaan menggunakan internet sudah terbentuk, tapi etika masyarakat dalam berinternet masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan," terang Mulya.
Sekedar informasi dari empat pilar literasi digital, selain etika digital yang alami penurunan, digital savety atau kemanan digital juga alami hal serupa, dari yang tadinya 3,24 di 2020 menurun jadi 3,10 di 2021.
Namun untuk kultur digital meningkat dari 3,55 menjadi 3,90, sedangkan untuk digital skill cenderung meningkat dari 3,34 menjadi 3,44.
Sedangkan umumnya, indeks literasi digital Indonesia meningkat dari 3,46 menjadi 3,49 di 2021.
Baca Juga: Lagi Balapan Motor Trail, Pria Ini Justru Diadang Istrinya Pakai Ranting dan Disuruh Pulang
Adapun penelitian ini dilakukan dengan teknik kunjungan langsung ke rumah secara tatap muka, terhadap 10.000 responden berusia 13 hingga 70 tahun, yang mengakses internet selama 3 bulan terakhir, periode 4 hingga 24 Oktober 2021 di 34 provinsi di Indonesia.