Suara.com - Sebagai sosok yang besar di Papua, jurnalis senior Andy F. Noya menyadari pendidikan di Indonesia belum merata hingga ke pelosok desa. Menurutnya, keterbatasan infrastruktur jadi salah satu penyebabnya.
Namun di era digital saat ini, hambatan tersebut bisa dipecahkan dengan berbagi edukasi kepada seluruh anak, bagi di kota maupun di desa, lewat jejaring internet.
"Dengan internet, tidak ada alasan lagi anak Papua, juga desa terpencil lainnya, tertinggal dari anak Jawa atau kita besar lain," kata Andy dalam konferensi pers Semesta Akademi di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Menjadi salah satu investor di Creative EdTech buatan anak negeri, Semesta Akademi, Andy meyakini bahwa setiap anak di mana pun harus bisa mendapatkan edukasi yang sama dan tidak ada lagi yang tertinggal.
Menurut Andy, pemanfaatan internet sangat besar tidak hanya untuk pendidikan, tapi bahkan membangun suatu daerah. Ia mencontohkan, daerah Banyuwangi yang saat ini ditempatinya telah berkembang pesat sejak internet masuk.
"Banyuwangi bisa seperti sekarang karena internet masuk ke sana. Dari situ ada festival film pendek, itu yang membuat Banyuwangi seperti sekarang," ujarnya.
"Saya berharap, dengan apa yang dilakukan Semesta Akademi maka ada satu gerakan besar. Walaupun ini tidak akan menyelesaikan masalah Indonesia, tapi kita punya 300 lebih etnik di Indonesia dengan segala potensi mereka. Ini tidak semata untuk anak perkotaan," imbuh Andy.
Co-Founder & CEO Semesta Akademi Steven Koesno menjelaskan, Semesta Akademi bertujuan menumbuhkan ekosistem industri kreatif berkelanjutan melalui platform yang mempertemukan creative talents dengan industry experts agar dapat saling bertukar pengalaman dan pengetahuan mendalam lewat sesi belajar-mengajar yang lebih interaktif.
Konsep tersebut diterapkan pada format praktisi mengajar langsung partisipan. Selain itu, tersedia juga format belajar menggunakan video interaktif, di mana para partisipan hanya perlu menyaksikan video untuk belajar intensif.
Baca Juga: KPK Mengaku Masih Harus Lakukan Hal Ini Terkait Laporan Ubedilah Badrun kepada Anak Jokowi
"Semesta Akademi menghadirkan berbagai fitur, seperti Community Based Discussion Centric untuk membangun interaksi ramah dan bonding kuat antara pelaku dan pakar kreatif, Community Learning yang merupakan sesi khusus untuk peserta berdiskusi santai bersama para pakar," jelas Steven.
Tahun ini, Semesta Akademi kembali selenggarakan wahana edukasi beberapa di antaranya Storytelling & Scriptwriting bersama Gina S. Noer, Creative Leadership bersama Maudy Ayunda, Visual Design & Branding bersama Eric Widjaja.
Branding & Marketing Foundations dengan Desy Bachir, Creating High Quality Content for Business bersama Agung Hapsah, juga Social Media & Intellectual Property dengan INFIA grup yang menaungi kreator Tahi Lalat, Dagelan, dan sebaginya.
Pendaftaran untuk mengikuti berbagai kelas tersebut mulai dari Rp 1.200.000 hingga Rp 3.600.000 tergantung dari program yang dipilih.