Suara.com - Sebagian besar orang merasa mual atau tidak tahan ketika mencium bau darah. Namun, sebuah kecelakaan 25 tahun yang lalu telah memotivasi seorang pria untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin dengan mendonorkan darahnya.
Satu hal yang membuat Ibrahim Mat Taib berbeda dari yang lain adalah kenyataan bahwa ia telah melakukannya, 2 kali sebulan sejak 1997. Artinya, hingga hari ini, pria berusia 53 tahun itu telah mendonorkan darah sebanyak 166 kali!
Bahkan, dia tidak punya rencana untuk berhenti dalam waktu dekat. Ia mengungkapkan niatnya untuk mendonorkan darah 200 kali sebelum dia mencapai usia 58 tahun. Ini tentu semacam komitmen yang tidak selalu banyak orang dengan dengar.
Dia mengaku "berutang" darahnya kepada orang-orang. 25 tahun yang lalu, temannya mengalami kecelakaan dan kehilangan banyak darah.
Baca Juga: Alami Pengentalan Darah di Masa Kehamilan, Dea Ananda Mengaku Meminum Obat Ascardia
Lebih buruk lagi, stok darah di rumah sakit sangat langka karena mereka sangat membutuhkannya untuk menyelamatkan temannya. Ibrahim segera memutuskan untuk mendonorkan darahnya untuk pertama kalinya demi menyelamatkan nyawa temannya.
Sedikit yang dia tahu, keputusan yang dia buat lebih dari 2 dekade lalu akan memicu keinginannya untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan rutin mendonor darah.
“Sejak saat itu, keinginan saya untuk mendonor darah semakin kuat dan jika tidak saya lakukan, saya merasa tidak nyaman seolah-olah saya berhutang kepada orang yang membutuhkan darah untuk bertahan hidup”, jelasnya.
Ibrahim, yang berasal dari Kota Bharu, Kelantan, mengunjungi rumah sakit atau kampanye donor darah di sekitar distrik setiap dua minggu untuk menyumbangkan darah untuk menjaga "momentum" berjalan. Ia juga mengungkapkan rasa syukurnya karena tidak memiliki penyakit kronis dan masih bisa menyelamatkan nyawa karena kantong darah berpotensi menyelamatkan hingga 3 nyawa.
“Saya tidak melakukan ini untuk hadiah, saya juga tidak mengharapkan penghargaan dari siapa pun. Saya secara sukarela menyelamatkan nyawa”, yakinnya.