Lawan Covid-19, Ini Dia Senjata Andalannya Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia

Selasa, 18 Januari 2022 | 19:51 WIB
Lawan Covid-19, Ini Dia Senjata Andalannya Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
Ilustrasi vaksin Covid-19 [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut untuk melawan Covid-19, perlu ada senjata andalan yang bisa digunakan. Apa itu?

Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah diberikan mulai dari usia anak di atas 6 tahun. IDAI menyampaikan bahwa orangtua tak perlu ragu membawa anaknya imunisasi Covid-19, karena vaksin saat ini telah terbukti aman dan efektif.

Ketua UKK Infeksi Penyakit Tropis IDAI Dr. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K)., mengatakan, vaksin sebenarnya menjadi senjata tambahan dalam melawan paparan virus corona SARS Cov-2 itu.

"Kita sudah punya senjata untuk melawan Covid-19. Selain protokol kesehatan, ada tambahan senjata yaitu vaksin. Secara global jumlah dosis vaksin yang sudah dikeluarkan angkanya mungkin sudah trilium. Artinya, apa lagi keraguan kita? Kenapa menjadi gelisah sendiri sedangkan secara global semua sudah menggunakan senjata vaksin Covid," tuturnya dalam siaran langsung Instagram IDAI, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin Riau Capai 496.660 Orang, BPS Ungkap Penyebabnya

Siswa sekolah dasar mengikuti vaksinasi COVID-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/12/2021). [ANTARA/HO-Humas Pemkot Bandung]
Siswa sekolah dasar mengikuti vaksinasi COVID-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/12/2021). [ANTARA/HO-Humas Pemkot Bandung]

Sama efektifnya pada orang dewasa, vaksin juga bisa mencegah anak-anak mengalami perburukan gejala apabila terinfeksi Covid-19, sambung dokter Anggraini. Sehingga, kemungkinan gejala yang terjadi hanyanringan atau tidak bergejala sama sekali.

Ia menambahkan, risiko anak-anak mengalami gejala sisa atau long covid pasca sembuh dari infeksi juga sama besarnya seperti orang dewasa.

"Salah dua yang paling menyebalkan (gejala long covid) adalah susah makan dan anak menjadi malas belajar," ujarnya.

Apabila anak terinfeksi Covid-19 hingga gejala parah juga rentan terjadi sindrom inflamasi multisistem atau MIS-C. Menurut dokter Anggraini, kondisi MIS-C bisa berdampak sebabkan anak lebih beresiko terkena penyakit sangat berat di kemudian hari.

"Saat ini bukan hanya di Amerika, kebetulan rumah sakit kami di Bandung juga baru kali ini lebih banyak pasien anak daripada dewasa. Walaupun angkanya masih dibawah 10, tetapi tumben anak lebih tinggi dibandingkan dewasa. Ini harus hati-hati," ujarnya.

Baca Juga: Kabupaten Simalungun Sumut Nol Kasus Konfirmasi Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI