Suara.com - Perubahan iklim merupakan salah salah satu fenomena yang dikhawatirkan banyak orang. Itu terjadi karena perubahan iklim berpotensi memengaruhi kehidupan manusia hingga memicu bencana alam.
Iklim sendiri tidak sama dengan cuaca. Mengutip laman Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selasa (18/1/2022), iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama.
Sedangkan cuaca adalah keadaan suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin, sinar matahari pada waktu dan tempat tertentu. Meskipun keduanya berbeda, namun unsur yang memengaruhi iklim dan cuaca prinsipnya sama, antara lain sebagai berikut:
1. Sinar Matahari
Matahari merupakan pengatur iklim di bumi yang sangat penting dan menjadi sumber energi utama di bumi. Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi oleh kondisi awan dan perbedaan sudut datang sinar matahari.
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan berbeda-beda pada daerah tertentu.
Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis garis ekuator (garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian Utara dan Selatan) dan semakin ke arah kutub suhu udara semakin dingin.
Sedang persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer.
3. Kelembapan Udara (humidity)
Dalam udara terdapat air yang terbentuk karena penguapan. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dikandungnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG 18 Januari 2022, 5 Kabupaten di Sumsel Bakal Hujan Pagi Ini
Hal ini berarti, makin lembaplah udara tersebut. Jadi, Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya adalah hygrometer.
4. Awan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.
5. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu. Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan (Rain Gauge).
6. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh adanya perbedaan suhu udara.
Bila suhu udara tinggi, berarti tekanannya rendah dan sebaliknya. Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut anemometer.
Indonesia juga memiliki iklim tropis, hal ini dipengaruhi bentuk wilayah Indonesia yang berupa kepulauan.
Sebagian besar tanah daratan Indonesia di kelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim laut. Sifat iklim ini lembab dan banyak mendatangkan hujan.
Sementara, iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim musim, iklim laut, dan iklim panas.
1. Iklim Musim atau Iklim Muson
Iklim musim sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan angin Muson adalah 6 bulan.
Iklim musim terdiri dari 2 jenis, yaitu Angin musim Barat daya (Muson Barat) dan Angin musim Timur Laut (Muson Timur). Angin Muson Barat bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang basah sehingga membawa musim hujan/penghujan.
Angin Muson Timur bertiup sekitar bulan Mei hingga bulan September yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami musim kering atau kemarau.
2. Iklim Laut
Iklim laut terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga banyak terjadi penguapan dan akhirnya mengakibatkan terjadinya hujan.
3. Iklim Panas atau Iklim Tropis (tropika)
Iklim panas terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Iklim tropis bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 milimeter (mm) per tahun.
Walaupun angka curah hujan bervariasi antar wilayah di Indonesia, tetapi pada umumnya curah hujan tergolong besar.
Kondisi curah hujan yang besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.