Suara.com - Memiliki pasangan yang perhatian merupakan dambaan banyak orang. Tetapi bagaimana jadinya jika pasangan tersebut menghujani Anda terlalu banyak perhatian sampai melampaui batas?
Kalau sudah begitu, bisa jadi Anda sedang berkencan dengan pasangan obsesif. Dan jika Anda gagal mengenali tanda-tanda awal pasangan obsesif, Anda berisiko berada dalam hubungan yang bikin gerah bahkan berbahaya di masa depan.
Lalu, Apa Itu Gangguan Cinta Obsesif?
Gangguan cinta obsesif belum secara resmi diakui sebagai bagian dari gangguan jiwa. Ini lebih kepada kondisi seseorang yang terobsesi dengan orang yang ia cintai dan merasa perlu mengontrol atau melindungi mereka dengan cara apa pun.
"Seorang kekasih yang obsesif merasakan ketertarikan luar biasa pada seseorang dan ingin mengontrol perilaku pasangannya sampai jika orang tersebut tidak nyaman atau mencoba meninggalkan hubungan, mereka bisa mengancam dan menyakiti pasangannya."
Baca Juga: Trik Simpel Tolak Ajakan Kencan, Kocak tapi Ampuh
"Orang-orang seperti itu membuat tuntutan yang tidak masuk akan dan tidak menghormati batasan yang ditetapkan oleh orang lain," kata seorang psikoterapis Dr Vihan Sanyal dikutip Suara.com dari Hindustan Times, Senin (17/1/2022).
Berikut ini adalah tanda-tanda Anda memiliki kekasih yang obsesif:
- Tertarik berlebihan kepada seseorang
- Perilaku posesif dan mengendalikan terhadap seseorang
- Mengancam orang lain dengan konsekuensi jika mereka mencoba meninggalkan hubungan
- Keluar batas untuk melindungi seseorang bahkan tanpa persetujuan
- Melintasi batas pribadi
- Merasa memiliki secara berlebihan. Sangat cemburuan jika mereka berinteraksi dengan orang lain
- Memiliki perasaan sangat kuat terhadap orang lain bahkan tanpa menghaniskan banyak waktu dengan mereka
- Cepat tergelincir dalam lubang depresi
Kapan Hubungan Cinta Ini Menjadi Berbahaya?
Ketika ketakutan akan kehilangan pasangan mendorong kekasih obsesif menjadi lebih ekstrem dan mereka mungkin saja bisa menggunakan kekerasan emosional.
"Mereka mungkin mencoba untuk menghukum pasangannya atau menghancurkannya secara emosional. Mereka dapat mengisolasi pasangannya dari keluarga dan teman-teman mereka."
Kata ahli, memiliki hubungan seperti ini dapat memperburuk masalah depresi. Pasangan yang obsesif juga bisa mulai menyakiti diri sendiri atau pasangannya secara fisik.
Baca Juga: Viral Kakak Antar Adik Pergi Pacaran, Gaya Bak Preman Sukses Jadi Sorotan Warganet
Bagaimana cara Mengobati Masalah Ini?
Untuk masalah gangguan cinta obsesif, melakukan konseling dan psikoterapi harus menjadi pengobatan pilihan utama.
Ada banyak antidepresan yang tersedia untuk mengobati depresi, kecemasan dan gangguan mood. Hal terbaik adalah berkonsultasi dengan psikiater yang dapat menyarankan obat terbaik.