Suara.com - Tayangan yang menunjukkan aksi roasting orang adalah salah satu hal yang menarik ditonton. Istilah roasting sendiri belakangan ini cukup sering digunakan untuk oleh komedian, khususnya stand up comedian atau komika ketika tampil di atas panggung.
Salah satu komika yang cukup sering menggunakan istilah roasting adalah Kiky Saputri. Tidak tanggung-tanggung, komika jebolan ajang Stand Up Comedy musim 4 ini bahkan berani menyasar selebritas setingkat Denny Sumargo dan Raffi Ahmad hingga jajaran pejabat publik seperti Susi Pudjiastuti dan Fadli Zon.
Lantas, apa sebenarnya arti roasting itu sendiri?
Apa itu roasting? Dilansir dari Urban Dictionary, roasting merupakan kondisi di mana seseorang memberikan pernyataan kejam namun dilakukan secara unik dan bijaksana dalam mengolok-olok, menggoda, mengejek, atau membicarakan tentang omong kosong orang lain.
Baca Juga: Imlek adalah Hari Raya Umat Khonghucu, Bukan Hanya Tahun Baru
Namun dalam beberapa kasus, melakukan roasting terhadap seseorang yang sudah dikenal bukanlah hal yang bagus. Sebab, mungkin saja mereka percaya adanya kejujuran di dalam olokan roasting tersebut. Mereka mungkin tertawa, tapi tetap merasakan kepahitan. Itulah mengapa roasting harus dilakukan di waktu yang tepat.
Di Amerika Serikat sendiri, roasting sudah cukup populer sejak tahun 1950-an. Komedi roasting yang paling terkenal saat itu adalah Comedy Central Roast yang ditayangkan di televisi.
Acara tersebut turut mengundang beberapa tokoh besar, mulai dari Pamela Anderson, Justin Bieber, hingga Presiden Donald Trump.
Seperti yang ditulis di atas, meski roasting ditujukan sebagai salah satu komedi, tentu saja dalam melakukannya tetap dibutuhkan etika supaya seseorang tidak sakit hati.
Baca Juga: Quarter Life Crisis adalah Periode Krusial yang Sering Bikin Galau, Begini Cara Menghadapinya
Salah satu etika roasting paling penting adalah mendapat persetujuan dari pihak yang akan di-roasting. Sebelum tampil, biasanya akan dibuat kesepakatan tentang hal-hal apa saja yang boleh dijadikan bahan lawakan.
Pihak yang di-roasting juga biasanya akan memberitahukan hal-hal apa yang tidak boleh diekspos di publik. Misalnya, roasting dengan membawa anggota keluarga, tampilan fisik, dan masih banyak lagi. Pada intinya roasting harus dilakukan sesuai kesepakatan dua belah pihak.
Meskipun komedi roasting ini mengandung ejekan terhadap seseorang, komedian tidak boleh menghilangkan rasa hormat kepada orang yang akan mereka roasting.
Apalagi, salah satu dampak dari roasting orang adalah bisa diikuti oleh warganet. Sayangnya, sebagian warganet melakukannya tanpa memikirkan etika.
Selain sebagai lelucon, komedi roasting juga dapat dijadikan bentuk pujian atau penghormatan. Harapannnya, seseorang yang menjadi korban roasting dapat menerima lelucon dengan selera humor yang sama, tidak sekedar kritik menjatuhkan.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri