Diminati Pasar Luar Negeri, Ini Tantangan Ekspor Perhiasan Indonesia

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 13 Januari 2022 | 15:15 WIB
Diminati Pasar Luar Negeri, Ini Tantangan Ekspor Perhiasan Indonesia
Diminati Pasar Luar Negeri, Ini Tantangan Ekpor Perhiasan Indonesia. (Dok Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perhiasan mulai menggeliat sebagai komoditi ekspor pasca meledaknya pandemi Covid-19 19. Dengan terbukanya keran ekspor menuju UEA, produksi perhiasan lokal makin tergenjot untuk meningkatkan volume dan inovasi.

Potensi ekspor ini disambut baik oleh Ibrahim Yusuf, Founder dan CEO dari PT Lovary Corpora Indonesia. Lovary adalah bisnis yang bergerak di bidang perhiasan, khususnya cincin nikah.

Menurut Ibrahim, Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi negara eksportir. Indonesia memiliki sumber daya yang besar, baik dari sumber daya alam maupun manusia. Maka penting bagi pelaku bisnis di Indonesia untuk menyambut terbukanya keran ekspor ini.

Ilustrasi perhiasan cincin. (Unsplash/Angelo Pantazis)
Ilustrasi perhiasan cincin. (Unsplash/Angelo Pantazis)

“Kita jangan terjebak dengan konsep ‘tidak usah ekspor saja di Indonesia pasarnya sudah besar’. Apabila kita tidak bergegas, maka kita akan seterusnya menjadi negara konsumen atau negara pasar,” ujar Ibrahim dalam keterangannya Kamis, (13/1/2022). 

Baca Juga: Video Lama Ustadz Yusuf Mansur Galang Dana Sedekah Motor, Perhiasan Hingga Mobil Viral

Ibrahim memandang bahwa perlu ada sinergi antara pemerintah, pelaku bisnis baik itu UMKM dan bisnis besar, akademisi dan peneliti.

Dengan adanya simbiosis ini, Indonesia yang memiliki sumber daya tinggi bisa memaksimalkan potensinya.

“Hari ini kita sudah jadi pengekspor emas. Kedepan kita bisa menjadi pengekspor perhiasan atau microchip. Begitu pula dengan tembaga dan sumber daya alam lain. Bisnis di Indonesia perlu menjadi pengekspor produk jadi dengan added value,” ujar Ibrahim.

Ibrahim sendiri punya keinginan untuk turut serta dalam gelombang ekspor ini. Namun Ibrahim mengatakan bahwa pihaknya, perlu untuk beradaptasi dengan market dari masing-masing negara. Lovary perlu memetakan value proposition yang tepat di setiap negara tujuan eksport.

Menurut Siska Pratiwi yang merupakan istri Ibrahim dan Co-Founder Lovary, kendala besar bagi ekspor perhiasan adalah cukai di negara tujuan. Hal ini dikarenakan beban cukai beragam di tiap negara.

Baca Juga: Viral Cewek Pamer Pakai Perhiasan Emas di Sekolah, Publik: Saingan Emak-emak Komplek

Ditambah lagi perhiasan termasuk barang mewah yang memiliki bea cukai tinggi.

“Pemerintah Indonesia perlu melakukan diplomasi agar biaya cukai perhiasan di negara tujuan tidak terlalu tinggi,” imbuh Siska.

Biaya pengiriman dan akses pasar juga menjadi kendala. Menurut Ibrahim, dua poin ini menyebabkan ekspor belum terjangkau oleh pelaku UMKM. Maka peran pemerintah sebagai mitra pebisnis menjadi penting untuk menjadi ujung tombak diplomasi sekaligus jalur regulasi dan birokrasi.

Tapi menurut Ibrahim, kesamaan visi dapat menjadi motor. Dengan semangat yang tinggi dari para pengusaha di Indonesia untuk mengakses pasar internasional, dan didukung oleh dukungan Pemerintah serta stake holder lainnya, maka lambat laun ekosistem ekspor bagi usaha dalam negeri ini akan mulai tumbuh ke arah yang lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI