Pengertian Toxic Masculinity dan Ciri-Ciri Serta Cara Mencegahnya

Arendya Nariswari Suara.Com
Kamis, 13 Januari 2022 | 15:11 WIB
Pengertian Toxic Masculinity dan Ciri-Ciri Serta Cara Mencegahnya
Ilustrasi pria merenung.[Pexels/Talal Hakim]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kekinian, tak jarang orang-orang mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan hingga merasa tertekan. Alhasil tindakan ini bisa menyebabkan seseorang mengalami krisis kepercayaan diri atau biasa dikenal dengan racun atau toxic.

Dihimpun dari laman Yukepo.com---Jaringan Suara.com, Kamis (13/1/2022) kondisi psikologi bernama toksik ini terdiri dari berbagai macam jenisnya.

Beberapa di antaranya yakni toxic postivity hingga toxic relationship. Salah satu yang jarang diketahui yakni toxic masculinity.

Toxic masculinity atau toksik maskulinitas ini sebenarnya merupakan tekanan pada identitas pria yang seolah dinilai tidak memiliki keterampilan dan kelembutan layaknya wanita.

Baca Juga: Ditonton 14 Juta Kali, Niat Mukbang Mi Instan, Pria Ini Malah Alami Tragedi Bikin Nyesek

Lalu apa saja ciri-ciri tocxic masculinity yang sering tak disadari berikut ini?

1. Pantang mengerjakan pekerjaan yang identik dengan wanita

Seorang pria yang keliru tetang konsep masulinitas juga pantang untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga layaknya seorang wanita, seperti membersihkan rumah, mencuci, hingga memasak. Mereka menganggap bahwa pekerjaan tersebut hanya diperuntukkan untuk wanita dan pria tidak pantas mengerjakannya. Hal ini tentu salah, karena pekerjaan rumah sehari-hari bukan hanya menjadi kewajiban salah satu pasangan, melainkan keduanya. Hal ini juga merupakan bagian dari skill bertahan hidup yang amat baik jika dimiliki seorang pria.

2. Cenderung kasar, gila hormat hingga arogan

Para pria yang terlanjur salah megartikan anggapan maskulinitas ini biasanya cenderung gila hormat, arogan dan kasar terhadap orang lain, terutama pasangan wanitanya. Hal ini karena mereka menganggap bahwa pria levelnya selalu di atas wanita yang lemah. Mereka bisa saja bersikap kasar dan gemar memerintah.

Baca Juga: Pemuda di Sumut Bakar Teman Gegara Ini

3. Malu menunjukkan emosi, mengeluh atau marah

Kita mungkin masih ingat sedikit dengan penggalan lirik lagu “Bukan Superman” yang dibawakan oleh grup band The Lucky Laki. Beberapa potong liriknya mengacu pada tekanan bahwa laki-laki harus selalu kuat, tangguh, dan tahan banting. Hal ini bisa dicirikan sebagai ˆtoxic masculinity loh! Mereka yang salah mengartikannya terkadang berlebihan dalam menangani perasaan sendiri. Mereka tidak mau terlihat sedih, marah, hingga mengeluh. Hal ini karena emosi dianggap sebuah kelemahan yang tidak boleh ditunjukkan pria.

4. Bisa memicu munculnya pelecehan seksual hingga KDRT

Toksis maskulinitas ini seringkali menjadi pemicu munculnya permasalahan dalam rumah tangga, seperti cekcok sampai KDRT. Hal ini dikarenakan mereka yang memiliki tekanan maskulinitas ini menganggap bahwa derajat mereka lebih tinggi dari wanita yang lemah dan berhak atas otoritasnya terhadap pasangan. Bahkan parahnya, toksik maskulinitas ini pula kerap menjadi pemicu tindak pelecehan seksual, loh!

5. Terlihat gelagat heteroseksisme dan homofobia

Terlihatnya gelagat heteroseksisme atau perilaku yang menentang keras hubungan sesama jenis ini memang tidak selalu identik dengan toksik maskulinitas, namun, seseorang yang salah kaprah tentagn maskulinitas bisa jadi sangat menentang homofobia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI