Suara.com - Kelekatan hubungan atau clingy relationship mungkin saja Anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Mudahnya, pengertian clingy relationship adalah kondisi saat salah satu pihak sangat lekat dengan pihak lain dalam sebuah hubungan, karena alasan tertentu. Jenis hubungan ini mungkin baik dalam porsi tertentu, namun bisa berdampak kurang baik secara mental. Merangkum dari laman Very Well Mind, Jumat (7/1/2022), simak pengertian clingy relationship dan bagaimana cara agar tidak terlibat di dalamnya.
Pengertian clingy relationship adalah memiliki kepribadian yang lengket, yaitu seseorang cenderung untuk tetap sangat dekat dengan orang lain untuk mendapatkan dukungan, perlindungan, dan banyak lagi. Contoh mudahnya adalah anak-anak akan menangis dan mengamuk ketika dipisahkan dari orang tua,clingy relationship juga dapat terjadi dalam hubungan romantis.
Ini termasuk tindakan seperti: menelepon pasangan beberapa kali sehari, berulang kali mengirim pesan kepada pasangan sepanjang hari, panik saat mereka tidak merespons, terus-menerus menguntit aktivitas pasangan di media sosial. Merasa terancam oleh teman atau rekan kerja lawan jenis, terus-menerus mencari kepastian perasaan pasangan untuk Anda, dan masih banyak lagi
Baca Juga: 5 Tips Menemui Orang Tua Pasangan untuk Pertama Kali, Jangan Berlebihan!
Bagaimana Cara Agar Tidak Terjebak Clingy Relationship?
1. Introspeksi Diri dalam Hubungan
Hal penting yang harus dilakukan saat membuat perubahan adalah introspeksi diri untuk mengamati apakah Anda memang terlalu melekat atau tidak. Jika Anda menyadari terus-menerus berusaha berkomunikasi/bertemu dengan pasangan, tanpa lelah memantau aktivitas mereka di media sosial—kemungkinan besar Anda clingy.
Segera ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah pola perilaku Anda. Sangat penting untuk melakukan hal ini, karena clingy relationship membuat tidak nyaman. Setelah introspeksi, cukup fokus pada membangun hubungan yang sehat dengan pasangan Anda.
2. Bicaralah dengan pasangan Anda
Baca Juga: 4 Dampak Buruk Posesif terhadap Pasangan, Jangan Disepelekan!
Setelah menerima bahwa Anda dianggap lekat, berbicara dengan pasangan dengan bertukar pikiran tentang perubahan yang diperlukan untuk menjaga interaksi yang sehat.
Berbicara tentang tindakan yang Anda ambil yang paling memicunya bisa membuka mata. Anda dapat mendiskusikan gagasan bersama tentang apa yang memenuhi syarat sebagai komunikasi yang sehat dan tidak terlalu mencekik dalam hubungan Anda.
Mungkin menyakitkan mendengar jika upaya untuk merasa lebih dekat dengan pasangan, ternyata malah menjadi bumerang. Cukup fokus pada fakta bahwa hubungan Anda masih bertahan dan dapat diselamatkan dengan perubahan yang tepat.
3. Luangkan waktu untuk fokus pada diri sendiri
Luangkan waktu untuk menemukan kembali diri Anda. Dengan melakukan hal-hal yang Anda suka lakukan? Seperti membaca buku atau menonton film..Ketika Anda merasakan dorongan untuk terus menghubungi pasangan, lawanlah dan jadikan pengingat untuk fokus pada hal yang menguntungkan Anda secara langsung. Namun, bukan berarti Anda harus menjauhi pasangan. Tetap atur waktu bersama untuk dapat membantu memperkuat hubungan Anda.
4. Habiskan lebih banyak waktu bersama teman
Ketika sedang jatuh cinta, mudah untuk merasa terbutakan oleh perasaan dan hanya fokus pada pasangan Anda. Ini bisa menjadi tidak sehat untuk hubungan lain yang sudah Anda bangun dengan teman, jauh sebelum Anda berpacaran.
Agar Anda tidak terlalu lengket dengan pacar, rencanakan hangout bersama teman, pergi makan malam, atau menghabiskan akhir pekan yang menyenangkan bersama mereka.
Selain memperkuat ikatan Anda dengan teman-teman, Ini juga dapat berfungsi sebagai penahan Anda kontak terus-menerus dengan pasangan Anda.
5. Dapatkan bantuan profesional untuk mengelola kecemasan
Kemelekatan sering kali berasal dari ketakutan akan ditinggalkan atau digantikan. Dapatkan bantuan profesional untuk mengelola kecemasan yang akan membantu hubungan dan mental Anda menjadi lebih baik.Terapi dapat membantu Anda memahami penyebab menjadi begitu terikat dengan orang lain, dan cara untuk mengatasinya.
Kontributor : Yulia Kartika Dewi