Suara.com - Bukan rahasia lagi jika prosedur operasi plastik atau oplas memakan biaya yang tidak sedikit.
Demi melakukan operasi plastik, seorang wanita mengaku bahwa dirinya menghabiskan uang biaya pendidikan yang dipinjam dari pemerintah.
Melansir Daily Star, wanita bernama Molly Bateman tersebut memamerkan aksinya lewat media sosial TikTok. Namun, akun Molly kini telah dikunci.
Mahasiswa 22 tahun ini diketahui menggunakan uang sebesar 6.500 poundsterling atau Rp126 juta untuk oplas hidung.
Baca Juga: Nggak Perlu Oplas, Ini 8 Cara Mengecilkan Pipi Dijamin Ampuh
Uang Rp126 juta tersebut sebenarnya merupakan Maintenance Loan atau utang biaya pendidikan yang biasanya digunakan untuk membeli buku, sewa, dan biaya hidup lain.
"Menggunakan seluruh utang biaya pendidikanku untuk oplas hidung," tulis Molly lewat unggahan TikTok miliknya.
Pada videonya, Molly juga terlihat berterima kasih kepada Perdana Menteri Inggris yaitu Boris Johnson.
Molly juga menunjukkan video dirinya ketika berada di rumah sakit dengan hidung diperban dan mata lebam pasca operasi.
Tak hanya itu, wanita ini menunjukkan penampilannya sebelum dan sesudah operasi. Rupanya, Molly melakukan oplas untuk merampingkan hidung.
Baca Juga: 5 Artis Korea yang Oplas, Ngaku Bagian Tubuh Mana yang Diubah
Aksi Molly Bateman tersebut kontan panen hujatan dari warganet. Tidak sedikit yang marah karena utang biaya pendidikan berasal dari uang pembayar pajak.
Di Inggris sendiri, mahasiswa baru memiliki kewajiban untuk membayar utang saat mereka sudah memiliki penghasilan 27.295 poundsterling atau Rp530 juta per tahun.
"Ini sebenarnya sangat menyedihkan," tulis salah satu komentar warganet melihat aksi Molly.
"Bukan Boris (yang harusnya menerima ucapan terima kasih) tapi kita yang bekerja dan membayar pajak."
Di sisi lain, ada pula yang berpendapat jika Molly berhak menghabiskan uang biaya hidup tersebut untuk apa pun yang ia mau karena nantinya akan dikembalikan.
"Ini utang yang harus dibayar jadi sebenarnya ini uangnya, dia bisa menggunakannya semau dirinya," ungkap pendapat lain.