Suara.com - Pilihan karier sebagai entrepreneur alias pengusaha semakin populer di kalangan mahasiswa. Untuk itu, kampus sebagai sarana pendidikan tinggi perlu memberikan dukungan penuh.
Dikatakan eks CEO Bukalapak sekaligus pendiri Achmad Zaky Foundation, Achmad Zaky, ada beberapa jalur yang bisa ditempuh mahasiswa untuk menyiapkan bekal sebagai entrepreneur.
“Peran perguruan tinggi sangat penting menurut saya. Karena entrepreneur ada dua trek, pertama itu UMKM jalur normal. Kedua yaitu entrepreneur fast trek yang punya inovasi, biasanya dimulai dari mahasiswa yang kecerdasannya rata-rata, dan datangnya itu dari kampus,” ungkapnya.
Hal itu telah diungkap oleh Achmad Zaky dalam acara Startup Campus, Bagaimana Kampus Mencetak Lebih Banyak Entrepreneur? Rabu (5/1/2022).
Baca Juga: Dukung Buruh Tuntut Kenaikan UMK Mahasiswa Beri Bunga ke Polisi, Sebut Gubernur Takut
“Terutama untuk kampus yang punya jurusan bisnis, teknologi, dan desain. Di sinilah peran pentingnya kampus untuk mencetak mahasiswa entrepreneur,” sambung Achmad Zaky.
Berbeda dengan perguruan tinggi di luar negeri, rata-rata pihak kampus mendukung para mahasiswanya lewat usaha inovasi. Tapi, untuk usaha UMKM, Achmad mengatakan jika ingin terjun ke usaha tersebut harus memiliki inovasi sebelum memulainya.
“Untuk menumbuhkan UMKM, syaratnya harus menumbuhkan inovasi. Bahkan banyak perusahaan besar lahirnya dari kampus,” tuturnya.
Bagaimana pihak kampus bisa menumbuhkan dan mencetak mahasiswa entrepreneur? Berdasarkan pengalaman dan pengamatannya, Achmad memberikan paparannya.
“Pertama perlu membawa entrepreneur yang sudah sukses ke kampus. Karena itu sangat menginspirasi mereka, dan bisa memberikan praktek yang nyata mengenai dunia entrepreneur,” ungkap Achmad Zaky.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Baik yang Bisa Dijalankan Mahasiswa untuk Menghindari Stres
“Yang kedua pentingnya kurikulum. Mungkin setiap kampus mengajarkan teori tentang entrepreneur. Tapi kampus juga jarang menghadirkan skill prakteknya,” tambahnya.
“Misalkan, bagaimana cara membuat produk yang baik? Kalau dengerin teori doang itu nggak masuk. Tapi kalo kita dengerin produk managernya Gojek atau BukaLapak, itu pasti lebih kebayang, karena mereka sudah melakukan praktek. Jadi mendesain kurikulum juga perlu dilakukan prakteknya,” pungkasnya.